A. Memulai Usaha/Bisnis Baru
Menurut Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000:14) ada tiga tipe aktivitas
kewirausahaan, yakni:
1. Dengan konsep baru dan bisnis baru, yaitu dengan mengembangkan produk
baru atau ide baru, dan mengembangkan bisnis dengan konsep baru. Seperti Bill
Gates dengan Microsoft.
2. Konsep yang sudah ada, tetapi dengan bisnis baru, yakni orang yang memulai
bisnis baru berdasar pada konsep lama dengan menyediakan sesuatu yang baru
atau lebih baik.
3. Dengan konsep yang sudah ada dan bisnis yang sudah ada, yakni orang yang
membeli perusahaan yang sudah ada tanpa perencanaan untuk mengubah
operasi perusahaan.
B. Langkah-Langkah Memasuki Bisnis Baru
1. Merintis usaha baru.
a. Perusahaan milik sendiri/perorangan (sole proprietorship), yakni bentuk usaha
yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
b. Persekutuan (partnership), yakni kerja sama(asosiasi) antara dua orang atau
lebih.
c. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yakni perusahaan yang didirikan
atas dasar badan hukum dengan modal berupa saham.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying).
Membeli perusahaan yang telah dirintis dan diorganisasikan oleh orang lain
dengan nama (goodwill) dan organisasi usaha yang sudah ada.
3. Kerja sama manajemen (franchising).
Kerja sama antara terwaralaba (franchisee) dengan pewaralaba (franchisor/parent
company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha (waralaba).
C.Merintis Usaha/Bisnis Baru
Pada bab sebelumnya telah dikemukakan bahwa untuk memasuki dunia usaha
seseorang harus memiliki jiwa kewirausahaan, karena wirausahawan adalah
orang yang mengorganisasikan, mengelola dan memiliki keberanian menghadapi
resiko. Menurut Lambing (2000: 91-92), ada dua pendekatan utama yang
digunakan wirausahawan untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha yang
baru, yakni :
1. Pendekatan ‘Inside-out’ atau ‘Idea generation’, yakni pendekatan yang
berdasarkan pada gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha.
Mereka melihat keterampilan sendiri, kemampuan, latar belakang, dan
sebagainya yang menentukan jenis usaha yang akan dirintis.
2. Pendekatan ‘The out-side in’ atau ‘Opportunity recognition’, yakni pendekatan
yang menekankan pada basis ide merespons kebutuhan pasar sebagai kunci
keberhasilan. Yang tak lain sebagai pengamatan lingkungan, yakni alat
pengembangan yang akan ditransfer menjadi peluang ekonomi.
Dalam memasuki arena bisnis, seseorang dituntut tidak hanya memiliki
kemampuan, tetapi juga ide dan kemauan serta harus diwujudkan dalam bentuk
barang dan jasa yang laku di pasar.
Anda
Ide
Uang + Fasilitas
Kredit orang
Barang
Jasa
Pasar
Uang
Profit
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni :
1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.
2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.
3. Tempat usaha yang akan dipilih.
4. Organisasi usaha yang akan digunakan.
5. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh.
6. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.
Hambatan dalam Memasuki Industri
Menurut Peggy Lambing (2000: 95), hambatan dalam memasuki industri baru
mencakup
1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan pada perusahaan baru
masih kurang, sedang perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahan karena
telah lama mengetahui sikap dan kebiasaan pelanggannya.
2. Biaya perubahan, biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para karyawan
dan penggantian alat serta sistem yang lama.
3. Respons dari pesain yang secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar
yang ada.
D.Membeli Perusahaan yang Sudah Ada Waralaba
Menurut Zimmerer (1996), ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dan
dianalisis oleh pembeli, meliputi
1. Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoperasikan perusahaan tersebut?
2. Mengapa perusahaan tersebut berhasil, tetapi kritis?
3. Dimana lokasi perusahaan tersebut?
4. Berapa harga yang rasional untuk membeli perusahaan tersebut?
5. Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan daripada
merintis usaha baru sendiri?
Selain harus mempertimbangkan berbagai keterampilan, kemampuan, dan
kepentingan pembelian, seorang wirausahawan juga harus memperhatikan
sumber-sumber potensial perusahaan yang akan dibeli, diantaranya mencangkup
1. Pedagang perantara penjual perusahaan yang akan dibeli.
2. Bank investor yang melayani perusahaan.
3. Kontak-kontak perusahaan, seperti pemasok, distributor, pelanggan, dan lainnya
yang erat kaitannya dengan kepentingan perusahaan yang akan dibeli.
4. Jaringan kerja sama bisnis dan sosial perusahaan yang akan dibeli.
5. Daftar majalah dan jurnal perdagangan yang digunakan oleh perusahaan yang
akan dibeli.
Membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung permasalahan, seperti :
ð Masalah eksternal, yakni lingkungan seperti banyaknya pesaing dan ukuran
peluang pasar.
ð Masalah internal, yakni yang ada dalam perusahaan seperti masalah citra atau
reputasi perusahaan, konflik antara manajemen dengan karyawan yang sukar
diselesaikan oleh pemilik yang baru, masalah lokasi, dan masalah masa depan
perusahaan.
No comments:
Post a Comment