. Pengertian Aggregrat
Demand (AD) dan Aggregrate Supply (AS)
Aggregrate Demand atau
Permintaan Agregat adalah tingkat pengeluaran yang akan dilakukan dalam ekonomi
pada berbagai tingkat harga.
Aggregrate Supply atau
Penawaran Agregat adalah penawaran barang dan jasa yang dilakukan perusahaan –
perusahaan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga, sedangkan
Pengeluaran Agregat adalah menggambarkan tentang hubungan antara
pengeluaran yang akan dilakukan dalam perekonomian dengan pendapatan nasional.
Dari sifat-sifat
Permintaan Agregat (AD) dan Penawaran agregat (AS) dapat disimpulkan bahwa
analisis AD-AS merupakan analisis keseimbangan ekonomi negara dalam keadaan
harga yang mengalami perubahan. Analisis tersebut bertujuan untuk melengkapi
analisis penawaran agregat-pengeluaran agregat (Y = AE)
B. Perbedaan Teori Klasik
dan Teori Keyness
PANDANGAN KLASIK
|
PANDANGAN KEYNESS
|
1. Perekonomian selalu
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.
|
1. Tingkat permintaan
efektif yaitu pengeluaran agregat dan permintaan agregat akan menentukan
sejauh mana produksi nasional akan diwujudkan dalam ekonomi dan kesempatan
kerja akan dicapai.
|
2. Penawaran dengan
sendirinya menciptakan permintaan (supply creates its own demand). Maksudnya:
dalam ekonomi terdapat cukup banyak permintaan dan oleh sebab itu setiap
jenis barang yang diproduksikan akan dapat terjual di pasar.
|
2. Dalam perekonomian,
kesempatan kerja penuh tidak akan selalu dicapai. Yang kerap berlaku adalah
masalah pengangguran
|
3. Segi penawaran
adalah sangat penting peranannya dalam menentukan kegiatan ekonomi dan
pendapatan nasional sesuatu negara.
|
Dari Analisis
Keynesian Sederhana ke Analisis AD-AS
Perbedaan Teori klasik dan Teori Keynes
Analisis keseimbangan
pendapatan nasional merupakan analisis penentuan kegiatan ekonomi negara yang
dikenal sebagai “analisis Keynesia Sederhana” atau “Simple Keynesian analysis”.
Dinamakan demikian oleh karena pokok-pokok dari pemikiran tersebut
dikembangankan oleh seorang ahli ekonom Inggris, yaitu John Maynard Keynes,
daam bukunya “The General Theory of Employement, Interest and Money”, dan dia
dinamakan sederhana oleh karena analisis itu belum memperhatikan peranan uang
dan suku bunga dalam penentuan kegiatan ekonomi.
Pandangan klasik
Buku Keynes tersebut
mengkritik padangan ahli-ahli ekonomi klasik yang berkeyakinan bahwa
perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Menurut ahli-ahli
ekonomi klasik seperti yang dicontohkan oleh Hukum Say atau pandangan Jean
Baptish Say-seorang ahli ekonomi Perancis:”supply creates its own demand”.
Dalam bahasa Indonesia ungkapan itu dapat dinyatakan sebagai “penawaran dengan
sendirinya menciptakan permintaan”. Maksudnya adalah dalam ekonomi terdapat
cukup banyak permintaan dan oleh sebab itu setiap jenis barang yang
diproduksikan akan dapat terjual di pasar. Wujudnya permintaan agregat cukup
besar ini akan menjamin terciptanya tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi yang
menggunakan semua faktor produksi yang tersedia.
Berdasarkan kepada keyakinan
ini selanjutnya ahli-ahli eonomi klasik berpendapat bahwa di setiap
perekonomian akan selalu dicapai kesempatan kerja penuh. Dalam masyarakat
ekonomi dan pendapatan nasional ditentukan oleh kemampuan negara tersebut untuk
menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia untuk memproduksi barang dan
ajsa. Dengan kata lain, penentuan produksi nasional dapat dinyatakan dengan
menggunakan persamaan berikut :
Y=
f(K,L,Q,T)
Dimana :
Y adalah pendapatan nasional
yang diwujudkan dalam perekonomian.
K adalah jumlah barang
modal yang tersedia.
L adalah tenaga kerja
dan kemampuan tenaga kerja yang tersedia.
Q adalah jumlah
kekayaan alam yang telah dikembangkan dan digunakan.
T adalah tingkat
teknologi yang digunakan dalam berbagai kegiatan
produksi.
Dua kelemahan penting Analisis Keynesian
Apabila diperhatikan
bentuk analisis AD-AS, dan membandingkannya dengan analisis makroekonomi
Keynesian, pada dasarnaya dapat ditunjukan dua kelemahan penting dari analisis
Keynesian, yaitu :
1. Analisis Keynesian
tidak memperhatikan efek perubahan harga-harga terhadap pengeluaran agregat dan
keseimbanagn pendapatan nasional.
2. Analisis Keynesian
mengabaikan peranan penawaran agregat dalam menentukan keseimbangan pendapatan
nasional. Analisis Keynesian tidak menganalisis mengenai ciri-ciri penawaran
agregat, dan bagaimana penawaran agregat akan mempengaruhi keseimbanagn
pendapatna nasional.
C. Pandangan Keyness
Terhadap Uang dan Kegiatan Ekonomi
Ahli – ahli ekonomi
klasik berpendapat “money is neutral” atau uang adalah netral. Maksudnya uang
tidak dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Menurut ahli – ahli ekonomi klasik,
kesempatan kerja penuh selalu dicapai. Dalam keadaan seperti ini pendapatan
nasional tidak dapat ditambah. Apabila jumlah uang dalam ekonomi bertambah,
menurut ahli – ahli ekonomi klasik, perubahan ini tidak dapat menaikkan
pendapatan nasional. Pertambahan tersebut hanya akan meningkatkan harga – harga
barang dalam perekonomian. Pandangan ini dinamakan TEORI KUANTITAS.
Teori Keynes mengenai
peranan uang dalam kegiatan ekonomi sangat berbeda dengan pendapat ahli – ahli
ekonomi Klasik. Bagi Keynes uang tidak netral. Artinya :
perubahan – perubahan dalam jumlah uang dalam ekonomi dapat mempengaruhi
kegiatan perekonomian. Perbedaan pandangan ahli – ahli ekonomi Klasik dengan
Keynes mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi dan tingkat harga dapat
dibedakan kepada dua aspek:
1. Perbedaan pandangan
dalam penentuan suku bunga.
2. Perbedaan pandangan
mengenai efek perubahan jumlah uang dalam ekonomi (atau jumlah penawaran uang)
kepada kegiatan ekonomi.
Ø Penentuan Suku Bunga
Suku bunga ditentukan
oleh tabungan yang tersedia dalam masyarakat dan permintaan dana modal untuk
investasi. Kedua faktor tersebut ditentukan oleh suku bunga. Maka perubahan
tabungan dan perubahan permintaandana modal akan menimbulkan perubahan kepada
suku bunga. Menurut Keynes suku bunga ditentukan oleh penawaran uang dan
permintaan uang.
Ø Uang dan Kegiatan Ekonomi
Ahli –ahli ekonomi
klasik berpendapat uang tidak dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dan produksi
nasional. Ini disebabkan karena kesempatan kerja penuh sudah dicapai. Keynes
berpendapat bahwa perubahan jumlah uang akan dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi.
Hubungan antara perubahan jumlah uang dengan kegiatan ekonomi akan melalui
proses berikut:
1. Perubahan jumlah uang
akan mempengaruhi suku bunga. Apabila jumlah uang bertambah suku bunga akan
turun.
2. Penurunan suku bunga
akan menambah investasi dalam perekonomian.
3. Pertambahan dalam
investasi akan menambah pengeluaran agregat dan selanjutnya pertambahan
pengeluaran agregat ini akan menambah pendapatan nasional.
D. Perkembangan Analisis
AS-AS
1. Pandangan pokok Teori Makroekonomi
Keynesian
Pandangan Keynes meliputi tiga aspek
sebagai berikut :
a) Peranan pengeluaran
agregat
b) Penentuan suku bunga
dan peranan uang
c) Peranan pemerintah
dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu tahun tertentu.
a) Peranan Pengeluaran
Agregat
Analisis Keynes
merupakan analisis jangka pendek yang memperhatikan perubahan kegiatan ekonomi
sebagai akibat dari perubahan pengeluaran agregat. Dalam analisis itu tidak
diperhatikan mengenai perkembangan teknologi dan perubahan kualitas faktor –
faktor produksi. Jumlah dan kualitas faktor – faktor produksi dianggap tetap.
Oleh sebab itu dalam analisis tersebut terdapat pertalian yang erat diantara
pengeluaran agregat dengan kegiatan ekonomi, produksi nasional dan tingkat
kesempatan kerja. Apabila pengeluaran agregat bertambah maka kegiatan ekonomi,
produksi nasional dan kesempatan kerja akan meningkat. Peningkatan kesempatan
kerja akan mengurangi pengangguran.
b) Peranan Uang dan Suku
Bunga
Keynesian meneranglkan
efek perubahan penawaran uang kepada kegiatan ekonomi melalui rangkaian
peristiwa berikut:
ü Efek peubahan
penawaran uang ke atas suku bunga
ü Efek perubahan suku
bunga ke atas investasi
ü Efek perubahan
investasi ke atas pengeluaran agregat dan pendapatan nasional.
Rangkaian peristiwa ini dinamakan
mekanisme transmisi.
c) Peranan Kebijakan
Pemerintah
Analisis makroekonomi
Keynesian sangat menekankan kepada peranan pemerintah dalam mempengaruhi
kegiatan ekonomi. Tanpa adanya campur tangan pemerintah, yaitu apabila
penentuan kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur oleh pasaran bebas, ekonomi akan
menghadapi masalaah sebagai berikut:
ü Ekonomi sukar untuk
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh
ü Terdapat perubahan
yang besar dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu.
Keynesian menekankan
perlunya campur tangan pemerintah dalam usaha untuk mencapai tingkat kesempatan
kerja penuh tanpa inflasi. Kebijakan pemerintah dibedakan menjadi dua, yakni:
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Permintaan
Agregat – Penawaran Agregat (AD-AS)
Analisis AD-AS
merupakan model penentuan keseimbangan dengan menggunakan pemisahan harga
berubah. Dalam analisis AD-AS, Penawaran Agregat dibedakan atas :
§ Penawaran Agregat
Jangka Pendek ( Short Run Aggregate Supply) atau SRAS.
Kurva SRAS adalah kurva yang terus
menerus melengkung ke atas dan memotong garis tegak pada Yf , kurva
AS semakin tinggi tingkat kenaikannya. Berbentuk horizontal, karena upah
dan harga kaku pada tingkat yang sudah ditentukan sebelumnya. Karena itu,
pergeseran dalam permintaan agregat mempengaruhi output dan kesempatan kerja.
§ Penawaran Agregat
Jangka Panjang ( Long Run Aggregate Supply) atau LRAS.
Dalam jangka panjang, kurva penawaran
agregat berwujud vertical karena output di tentukan oleh jumlah modal dan
tenaga kerja serta ketersediaan teknologi, tetapi tidak oleh tingkat harga.
Karena itu, pergeseran permintaan agregat mempengaruhi tingkat harga tetapi
tidak output atau kesempatan kerja.
Gambar 3.1 Bentuk Kurva
Penawaran Agregat SRAS dan LRAS
B. Kurva Permintaan
Agregat (AD)
1. Definisi Kurva
Permintaan Agregat (AD)
Kurva AD didefinisikan
sebagai suatu fungsi atau kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat
harga dengan jumlah pengeluaran agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian.
2. Sifat Utama Kurva AD
Kurva AD selalu
merupakan suatu garis yang menurun dari kiri-atas ke kanan-bawah. Artinya “Semakin
Rendah Tingkat Harga, Semakin Besar Permintaan Agregat Yang Wujud Dalam
Perekonomian”. Sifat Kurva AD menurun ke bawah ini disebabkan oleh
beberapa faktor dibawah ini :
a) Tingkat Harga dan
Pengeluaran Rumah Tangga
Dalam suatu waktu tertentu tingkat
pendapatan nominal masyarakat adalah tetap. Tingkat gaji dan upah dan jumlah
kesempatan kerja akan menentukan jumlah pendapatan yang diterima masyarakat
pada suatu waktu tertentu. Apabila tingkst harga berbeda, daya beli pendapatan
yang diperoleh itu adalah berbeda. Semakin rendah tingkat harga, semakin banyak
barang dan jasa yang dapat dibeli. Dengan kata lain, Nilai rill pengeluaran
agregat akan semakin meningkat, apabila tingkat harga semakin rendah.
b) Tingkat Harga, Suku
Bunga, dan Investasi
Pada umumnya terdapat perkaitan yang
cukup rapat diantara perubahan tingkat harga dengan suku bunga. Apabila harga
adalah stabil, atau tingkat inflasi sangat rendah, suku bunga cenderung akan
berada pada tingkat yang rendah. Semakin tinggi inflasi, suku bunga cenderung
akan semakin tinggi.
Terdapat perkaitan yang rapat pula diantara
suku bunga dengan Investasi yaitu semakin tinggi suku bunga akan menyebabkan
penurunan dalam investasi. Kemerosotan Investasi neyebabkan pengurangan
pengeluaran agregat. Dengan demikian kenaikan harga akan menimbulkan proses
perubahan berikut :
ü Harga naik menyebabkan
suku bunga naik
ü Suku bunga naik
menyebabkan investasi turun
ü Investasi yang merosot
menyebabkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional rill merosot.
c) Tingkat Harga, Ekspor,
dan Impor
Betbagai negara, terutama negara-negara
yang telah maju sektor induatrinya, akan mengeluarkan barang yang
sama jenisnya. Oleh karena itu tingkat harga akan menjadi salahsatu faktor
penting dalam menentukan ekspor dan impor di suatu negara. Secara
umum dapat dikatakan :
ü Apabila barang-barang
dalam suatu negara relatif lebih murah, ekspor akan meningkat, dan Impor
berkurang dan sebaliknya
ü Apabila barang-barang
dalam suatu negara relatif lebih mahal, ekspor akan merosot dan impor
meningkat.
Berdasarkan sifat ini dapat disimpulkan:
ü Kenaikan-harga akan
menurunkan ekspor neto (Ekspor dikurangi Impor).
ü Pengurangan ekspor
neto akan menurunkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional rill.
3. Bentuk Kurva
Permintaan Agregat (AD)
Gambar 3.2 Bentuk Kurva Permintaan Agregat (AD)
C. Kurva Penawaran
Agregat (AS)
1. Definisi Kurva
Penawaran Agregat (AS)
Kurva AS adalah suatu
kurva yang menggambarkan pendapatan nasional (nilai barang &
jasa) yang akan diproduksikan sektor peusahaan pada berbagai tingkat
harga
2. Ciri-Ciri Kurva AS
a) Pada ketika tingkat
pengangguran masih tinggi, kurva AS relatif landai. Maksudnya, penambahan
produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-perusahaan pada harga yang relatif
tetap karena :
ü Tingkat penggunaan
barang modal belum mencapai kapasitasnya yang optimum.
ü Upah masih relatif
tetap.
Tahap ini dicapai pada bagian AB dari
kurva AS.
b) Dari titik B hingga
titik C yaitu titik pada garis tegak pada tingkat kesempatan kerja penuh Kurva
AS bertambah tingkat kenaikannya. Sebab : Pengangguran sudah semakin merosot
dan kapasitas pabrik-pabrik sudah mencapai optimum
c) Sesudah tingkat
kesempatan kerja penuh kurva AS keadaannya semakin tegak.
3. Bentuk Kurva Penawaran
Agregat (AS)
Gambar 3.3 Bentuk Kurva
Penawaran Agregat (AS)
4. Sifat Utama Kurva
Penawaran Agregat (AS)
Bentuknya yang
melengkung ke atas berarti “semakin tinggi tingkat harga, semakin besar
jumlah barang yang diproduksikan dan ditawarkan para pengusaha”. Faktor
yang memperngaruhi bentuk kurva AD antara lain:
ü Dua penyebab kurva AS
yang melengkung ke atas :
§ Ciri-ciri fungsi
produksi
§ Ciri-ciri pasaran
tenaga kerja
ü Efek hukum hasil
tambahan yang semakin berkurang dalam jangka pendek, fungsi produksi dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut :
Q=f (L)
Artinya
: Jumlah output atau nilai produksi rill, ditentukan oleh jumlah tenaga kerja
yang digunakan.
ü Pasaran tenaga kerja
dan kurva penawaran agregat
Semakin tinggi tingkat harga, semakin
banyak pendapatan nasional rill yang ditawarkan perusahaan dalam perekonomian.
ü Tingkat pengangguran
dan tingkat kenaikan upah
Terdapat hubungan yang negatif antara
kenaikan tingkat upah dengan tingkat pengangguran.
Kurva Philips yang menerangkan ciri
perhubungan antara :
§ Tingkat kenaikan upah
dan tingkat pengangguran
§ Tingkat inflasi dan
tingkat pengangguran
Gambar 3.4 Bentuk Kurva Philips
dan Penawaran Agregat (AS)
Dengan menggunakan kurva philips dapat
diterangkan :
§ Bentuk hubungan
diantara upah dan tingkat kesempatan kerja
§ Bentuk kurva penawaran
agregat
Berdasarkan
Kurva Philips dapat disimpulkan
§ Semakin tinggi
kesempatan kerja, semakin tinggi tingkat upah
§ Apabila tingkat
kesempatan kerja semakin sangat tinggi yaitu apabila tingkat pengangguran
rendah, kenaikan tingkat upah menjadi cepat
D. Keseimbangan
Permintaan-Penawaran Agregat (AD-AS)
Keseimbangan
pendapatan nasional yang ada didalam analisis AD-AS dinamakan juga sebagai
“Keseimbangan Makroekonomi” yang berarti suatu analisis yang menerangkan
bagaimana tingkat kegiatan ekonomi, pendapatan nasional rill dan tingkat harga
umum ditentukan. Artinya :
ü Dalam analisis AD-AS
telah memasukan unsur perubahan harga dalam analisis keseimbangannya
ü Perpotongan dititik E
berarti permintaan agregat adalah sama dengan penawaran agregat pada pendapatan
nasional rill sebanyak Ye dan pada Pe
ü Titik E merupakan
kesimbangan yang akan di capai dalam perekonomian, karena peusahaan tidak akan
menambah atau mengurangi output yang diproduksi.
Gambar 3.5 Keseimbangan
Makroekonomi (Keseimbangan AD-AS)
Penyebab Perubahan Keseimbangan
§ Efek Perubahan Kurva
AD
Perubahan dalam permintaan agregat yang
tidak diikuti oleh perubahan penawaran agregat akan menimbulkan perubahan harga
dan pendapatan nasional rill ke arah bersamaan yaitu kedua-duanya meningkat
atau kedua-duanya merosot.
§ Efek Perubahan Kurva
AS
Analisis mengenai perubahan kurva
penawaran agregat AS menunjukan bahwa perubahan tersebut akan mengakibatkan
perubahan harga dan pendapatan nasional rill ke arah yang bertentangan.
Gambar 3.6 Efek Perubahan Kurva
AD atau Kurva AS
No comments:
Post a Comment