PENDAPATAN
PERKAPITA SEBAGAI INDEKS TINGKAT KESEJAHTERAAN
Pendapatan perkapita selain bisa memberikan gambaran tentang laju
pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di berbagai negara juga dapat
menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
sudah terjadi diantara berbagai negara.
PENDAPATAN PERKAPITA PERTAHUN PERLU DIKETAHUI UNTUK :
1.
MEMBANDINGKAN
TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DARI MASA KE MASA
2.
MEMBANDINGKAN
LAJU PERKEMBANGAN EKONOMI ANTARA BERBAGAI NEGARA
3.
MELIHAT
BERHASIL TIDAKNYA PEMBANGUNAN EKONOMI SUATU NEGARA.
Kelemahan :
1.
Kelemahan
umum pendekatan pendapatan perkapita sebagai indikator pembangunan (indeks
kesejahteraan) adalah bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan
masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan perkapita.
2.
Kelemahan
metodologis yang timbul karena perbandingan tingkat kesejahteraan antar
masyarakat mengabaikan adanya perbedaan antara negara-negara sebagai berikut :
struktur umur penduduk, distribusi pendapatan masyarakat nasional, metode
perhitungan pendapatan dan perbedaan kurs.
KELEMAHAN AD 1
v
kelemahan metodologis & statistis dalam menghitung pendapatan perkapita
dalam nilai mata uang sendiri maupun mata uang asing.
v
terjadi penafsiran yang salah / terlalu rendah thd negara miskin karena
jenis-jenis kegiatan di negara miskin terdiri dari unit-unit kecil dan tersebar
di berbagai pelosok shg tidak dimasukkan dalam variabel perhitungan pendapatan
nasional.
v
nilai tukar resmi mata uang suatu negara dengan valuta asing tidak mencerminkan
perbandingan harga kedua negara, walaupun dalam teori dikatakan nilai tukar ini
menyatakan harga.
KELEMAHAN AD 2
faktor-faktor
lain menentukan pendapatan dari tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara
1. FAKTOR EKONOMI :
v
struktur umur penduduk
v
distribusi pendapatan tidak merata, sebagian tidak menikmati hasil pembangunan.
v
corak pengeluaran masyarakat berbeda
v
masa lapang / waktu senggang tinggi
v
pembangunan ekonomi tdk hanya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat tetapi
juga harus mengurangi jumah pengangguran.
2. FAKTOR NON EKONOMI :
v
pengaruh adat istiadat
v
keadaan iklim dan alam sekitar
v
ketidakbebasan bertindak dan mengeluarkan pendapat dan bertindak
1.
2. Indikator
Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare) => William Nordhaus dan
James Tobin (1972)
Diperkenalkan
William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk
memperoleh indicator ekonomi yg lebih baik, dgn dua cara :
1.
a. Koreksi
Positip : Memperhatikan
waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sector informal.
2.
b. Koreksi
Negatif : Kerusakan
lingkungan oleh kegiatan pembangunan
INDIKATOR NON MONETER
1.
Indikator
Sosial
Oleh
Backerman ; dibedakan 3 kelompok :
1.
Usaha
membandingkan tingkat kesejahteraan masy. di dua negara dengan memperbaiki cara
perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan
Kravis.
2.
Penyesuaian
pendapatan masy. dibandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga berbagai
negara.
3.
Usaha
untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data
yg tdk bersifat moneter (non monetary indicators).
Indikator
non moneter yg disederhanakan (modified non-monetary indicators).
1.
Indeks
Kualitas Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI)
Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan tiga faktor : tingkat harapan hidup, angka kematian dan tingkat melek huruf.
Sejak thn 1990 UNDP mengembangkan indeks pembangunan manusia (Human Development Index = HDI) : (1) Tingkat harapan
hidup (2) Tingkat melek huruf masyarakat dan (3) Tingkat pendapata riil
perkapita masy. berd. Daya beli masing-masing negara. Besarnya indeks 0 s/d 1.
Semakin mendekati 1 berarti indkes pembangunan manusianya tinggi demikian
sebaliknya.
1.
Indeks
Campuran
BPS
: Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas) Pendidikan : tk
pendidikan, tk melek huruf & tk partisips pendidikan
1.
Kesehatan
: rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan
2.
Perumahan
: sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah
3.
Angkatan
kerja : partisipasi tenaga kerja, jml jam kerja, sumber penghasilan utama,
status pekerjaan
4.
Keluarga
Berencana dan Fertilisasi : Penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga
kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi
5.
Ekonomi
: tingkat konsumsi perkapita
6.
Kriminalitas
: jml pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan
pertahun.
7.
Perjalanan
wisata : frekuensi perjalanan wisata pertahun
8.
Akses
di media massa : jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi
No comments:
Post a Comment