BAB 10 Perdagangan Luar Negeri, Proteksi, dan Globalisasi


3. 1         Keuntungan Perdagangan Luar Negeri
       Berikut adalah pandangan para ahli ekonomi/mazhab di masa merkantalisme dan klasik mengenai sumbangan perdagangan luar negeri kepada masyarakat. Ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab merkantilis yaitu ahli-ahli ekonomi yang hidup di sekitar abad keenam belas dan ketujuh belas, berpendapat bahwa perdagangan luar negeri merupakan sumber kekayaan untuk sesuatu negara. Menurut mereka, suatu negara dapat mempertinggi kekayaannya dengan cara menjual barang-barangnya keluar negeri.
       Sesudah itu, ahli-ahli ekonomi klasik menganalisis dengan lebih mendalam lagi peranan perdagangan luar negeri dalam perekonomian. Misalnya, David Ricardo telah mengemukakan pandangan-pandangan yang lebih logis utuk menerangkan perlunya perdagangan luar negeri dalam mengembangkan suatu perekonomian. Teori Ricardo, yang menerangkan mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dari spesialisasi dan perdangangan, merupakan teori yang hingga sekarang menjadi dasar kepada teori perdagangan luar negeri. Berdasarkan kepada teori Ricardo tersebut, negara – negara digalakkan menjalankan sistem perdagangan bebas/free trade.
       Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
1.      Menjalin Persahabatan Antar Negara
2.      Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
3.      Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.

4.      Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
5.      Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

3. 2         Keuntungan Spesialisasi dengan Menggunakan Angka
Telah dinyatakan bahwa dengan mengadakan spesialisasi dan selanjutnya melakukan perdagangan luar negeri, dua keuntungan penting akan diperoleh oleh setiap Negara. Keuntungan itu adalah:
1.      Faktor-faktor produksi akan dapat digunakan dengan lebih efisien
2.      Penduduk Negara itu akan dapat menikmati lebih banyak barang-barang.

3.2.1     Asumsi yang digunakan
Di dalam menunjukkan keuntungan yang didapat dari perdagangan luar negeri biasanya digunkan dua cara: yaitu dengan menggunkan angka-angka dan grafik dan akan disuraikan gambaran secara angka-angka mengenai keuntungan yang diperoleh dari perdagangan luar negeri. Untuk menyederhanakan gambaran yang dibuat, perlu perlu digunakan beberapa asumsi tambahan yang berikut:
a.       Hanya dua negara yang akan melakukan spesialisasi dan perdagangan.
b.      Masing-masing Negara hanya memproduksi dua jenis barang
c.       Masing-masing Negara hanya memiliki dua unit factor produksi.
d.      Harga relatif, atau biaya penggantian (opportunity cost), yang dapat didefinisikan sebagai harga salah satu barang yang dinyatakan dalam unit barang lainnya adalah tetap.


3.2.2     Keuntungan Mutlak dan Keuntungan Berbanding
a.       Keuntungan mutlak
Yang diartikan dengan keuntungan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh oleh sesuatu Negara dari mengkhususkan kegiatannya kepada memproduksi barang-barang  dengan efisien yang lebih tinggi dari Negara-negara lain.
Angka-angka dalam Tabel 1.1 menunjukkan produktivitas seorang pekerja di Negara A dan Negara B di dalam menghasilakan kain dan beras dalam satu tahun tertentu. Contoh angka yang diberi menunjukkan bahwa di Negara B seorang pekerja dapat memproduksikan kain lebih banyak dari seorang pekerja di Negara A. Ini berarti pekerja di Negara B adalah lebih efisien dari Negara A dalam menghasilkan kain. Dalam keadaan seperti ini dikatakan bahwa Negara B mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi kain. Gambaran diatas juga menunjukkan bahwa seorang pekerja di Negara A dapat mengeluarkan lebih banyak beras dari seorang pekerja di Negara B. Dengan demikian Negara A mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi beras.

b.      Keuntungan berbanding
Perdagangan luar negeri juga dapat dilakukan walaupun salah satu Negara tersebut lebih efisien dari Negara yang lain di dalam memproduksi kedua barang. Di dalam keadaan seperti ini kedua belah pihak masih tetap akan mendapat keuntungan dari perdagangan tersebut.

Tabel 1
Produksi seorang pekerja dalam setahun
Kain (meter)
Beras (kg)
Negara A
500
2.000
Negara B
750
1.800

Perdagangan yang saling menguntungkan itu dimungkinkan oleh wujudnya suatu bentuk keuntungan yang dinamakan keuntungan berbanding. Contoh dalam table 1 menunjukkan bagaimana keuntungan berbanding itu wujud.
Tabel 2
Produksi seorang pekerja dalam setahun
Kain (meter)
Beras (kg)
Negara M
800
2400
Negara N
600
1200

Gambaran tersebut jelas menunjukkan  bahwa seorang pekerja di Negara M lebih efidien dari seorang pekerja di Negara N dalam memproduksi beras dan kain, karena seorang pekerja di Negara itu dapat memproduksi lebih banyak kain maupun beras kalau dibandingkan dengan yang dapat dihasilkan pekerja di Negara N. Namun demikian kedua-dua Negara tersebut tetap dapat melakukan perdagangan yang saling menguntungkan. 
          Keuntungan tersebut timbul sebagai akibat di Negara M 800 meter kain sama nilainya 2.400 kg beras, dan ini berarti harga relatif di antara kain dengan beras adalah 1 meter = 3 kg beras. Dengan demikian Negara M untuk memperoleh semester kain dibutuhkan 3 kg beras.
            Di Negara N seorang pekerja dapat menghasilkan 600 m kain atau 1.200 kg beras. Dengan demikian di Negara M harga relative di antara kain dan beras adlah 1 meter kain = 2 kg beras, dan ini berarti untuk memperoleh semester kain dibutuhkan 2 kg beras. Dari Dari keadaan ini dapatlah dikatakan harga kain adalah relative lebih murah di Negara N (karena beras yang dikorbankan untuk memperolehnya adlah lebih sedikit di Negara N Kalau dibandingkan dengan di Negara M), dan beras relative lebih murah di Negara M.
            Dalam keadaan seperti yang baru digambarkan dan diterangkan di atas Negara N dikatakan mempunyai keuntungan berbanding dalam memproduksi kain. Sedangkan Negara M dikatakan mempunyai keuntungan berbanding dalam memproduksi beras. Dengan demikian keuntungan berbanding dapatlah diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh suatu Negara dari mengkhususkan (melakukan spesialisasi) dalam memproduksikan barang- barang yang mempunyai harga relative yang lebih rendah dari Negara lain.

c.       Keuntungan mutlak dan perdagangan
Tabel 3
Keuntungan Mutlak dan Perdagangan Luar Negeri
Keadaan I : Produksi sebelum spesialisasi
Negara
Produksi Beras
Produksi Pakaian
Harga Relatif
Indonesia
3.000 kg
500 helai
1 helai pakaian = 6 kg beras
Thailand
5.000 kg
250 helai
1 helai pakaian = 20 kg beras
Keadaan II : Produksi sesudah spesialisasi
Negara
Produksi Beras
Produksi Pakaian
Indonesia
-
1.000 helai
Thailand
10.000 kg
-
Keadaan II : Penggunaan sesudah perdagangan
(kurs pertukaran : 1 helai pakaian = 100 kg beras)
Negara
Konsumsi beras
Konsumsi pakaian
Indonesia
5.000 kg
500 helai
Thailand
5.000 kg
500 helai

                        Penjelasan dari tabel diatas adalah sebagai berikut:
1)      Tingkat produksi sebelum dan sesudah spesialisasi
2)      Bentuk dari spesialisasi
3)      Keuntungan dari perdagangan luar negeri
4)      Tingkat konsumsi sebelum dan sesudah perdagangan, di Indonesia dan Thailand

Sebelum Spesialisasi
Keadaan I menunjukkan keadaan sebelum wujudnya perdagangan di antara kedua Negara tersebut. Masing-masing Negara harus memproduksikan sendiri beras dan pakaian yang mereka butuhkan. Dalam cotoh tersebut dimisalkan masing-masing Negara hanya memiliki dua unit factor produksi. Maka tiap-tiap Negara akan menggunakan satu unit factor produksi untuk menghasilkan beras dan satu unit lainnya untuk menghasilkan pakaian.

Sesudah Spesialisasi
          Sesudah spesialisasi produksi beras di Thailand dan pakaian di Indonesia adalah seperti yang ditunjukkan dalam keadaan II. Yaitu dengan melakukan spesialisasi, Thailand dapat memproduksikan 10.000 kg beras, sedangkan tanpa spesialisasi Indonesia dan Thailand hanya dapat memproduksi 8.000 kg beras saja (lihat keadaan I). Juga produksi pakaian akan bertambah banyak, yaitu dari 750 helai sebelum spesialisasi menjadi 1.000 helai sesudah spesialisasi. Angka-angka ini menunjukkan bahwa dengan adanya spesialisasi factor-faktor produksi dapat digunakan dengan lebih efisien. Ini dapat dilihat dari jumlah produksi yang semakin banyak walaupun jumlah pekerja adalah tetap.
Keuntungan Perdagangan
          Berdasarkan kepada asumsi diatas maka setelah perdagangan dilakukan jumlah beras dan pakaian yang tersedia dan dapat digunakan di masing-masing Negara adalah seperti yang ditunjukkan dalam keadaan III. Dapat dilihat bahwa penduduk Indonesia akan menikmati 5.000 kg beras dan 500 helai pakaian. Jumlah ini adalah lebih tinggi dari yang dapat mereka nikmati sebelum perdagangan (3.000 kg beras dan 5.000 helai pakaian). Keadaan yang sama di dapat di Thailand. Sekarang mereka dapat menggunakan 5.000 kg beras dan 500 helai pakaian (berbanding dengan 5.000 kg beras dan 250 helai pakaian sebelum dilakukan spesialisasi dan perdagangan). Keadaan ini jelas menunjukkan perdagangan memungkinkan setiap Negara menikmati lebih banyak barang dari yang dapat dihasilkan di dalam negeri.

·    Keuntungan Berbanding dan Perdagangan
Corak spesialisasi dan perdagangan luar negeri yang akan terjadi apabila masing-masing Negara menikmati keuntungan berbanding dalam menghasilkan sesuatu barang, tidak banyak berbeda dengan di dalam keadaan di mana masing-masing Negara mempunyai keuntungan mutlak. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dalam table 11.4, yang menggunakan produksi dan perdagangan mobil dan televisi di Amerika Serikat dan Jepang. 

Tabel 4
Keuntungan Berbanding dan Keuntungan Luar Negeri
Keadaan I : Produksi sebelum spesialisasi
Negara
Produksi Mobil
Produksi Televisi
Harga Relatif
Jepang
20
1.200
1 mobil = 60 Televisi
Amerika Serikat
50
1.500
1 mobil = 30 Televisi
Jumlah
70
2700
Keadaan II : Produksi Sesudah Spesialisasi
Negara
Produksi Mobil
Produksi Televisi
Jepang
-
2.400
Amerika Serikat
100
-
Keadaan III : Konsumsi Sesudah Perdagangan
(Kurs pertukaran : 1mobil =40 televisi)
Negara
Konsumsi Mobil
Konsumsi Televisi
Jepang
40
800
Amerika Serikat
60
1.600
Jumlah
100
2.400
                   Sebelum Spesialisai
     Dari keadaan yang digambarkan dalam keadaan I dapat disimpulkan bahwa harga relatif mobil lebih murah di Amerika Serikat, dan sebaliknya harga relative televisi adalah lebih murah di Jepang. Di Amerika Serikat untuk memperoleh satu mobil yang harus dikorbankan adalah 30 televisi. Di Jepang satu mobil dapat ditukar dengan 60 televisi. Ini berarti bahwa Amerika Serikat mempunyai keuntungan berbanding dalam mengeluarjkn mobil dan Jepang mempunyai keuntungan berbanding dalam memproduksi televisi.  


Sesudah Spesialisasi
     Apabila dilakukan spesialisasi dan perdagangan, kedua faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing Negara akan digunakan untuk memproduksi barang yang memliliki keuntungan berbanding. Oleh karena itu Jepang akan memproduksi televise dan Amerika serikat akan memproduksi mobil. Tingkat produksi yang dicapai sesudah spesialisasi di Jepang dan Amerika Serikat adalah seperti ditunjukkan dalam keadaan II, yaitu 100 mobil (diproduksikan  Amerika Serikat adalah seperti ditunjukkan dalam keadaan II, yaitu 100 mobil (diproduksikan Amerika Serikat) dan 2.400 televisi (diproduksikan Jepang).

d.      Keuntungan Perdagangan
                   Corak keuntungan yang diperoleh setelah perdagangan dilakukan:
1)      Produksi mobil meningkat (dari 70 menjadi 100 unit), tetapi produksi televisi berkurang (dari 2.700 menjadi 2.400 unit). Dan ini adalah keadaan yang menguntungkan. Harga pertukaran adalah: 40 televisi = 1 mobil. Berarti kekuarangan 300 televisi dapat diganti dengan kenaikan produksi 7,5 mobil. Berarti tambahan 30 unit produksi mobil sama nilainya dengan 1.200 televisi , jumlah yang lebih besar dari pengurangan produksi televisi yang berlaku sesudah perdaganagan.
2)      Amerika Serikat menikmati keuntungan yang nyata, karena mobil dan televisi yang dinikmatinya melebihi dari jumlah yang dapat diproduksikan.
3)      Jumlah televisi di Jepang berkurang sebanyak 1.200 – 800 = 400. Tetapi jumlah mobil menungkat sebanyak 40 -20 = 20. Nilai mobil tambahan ini adalah: 20 x 40 = 800 unit televisi. Ini berarti Jepang juga memperoleh keuntungan dari perdagangan luar negeri.





3.3  Keuntungan Perdagangan dengan Menggunakan Grafik
Description: 13873353791083046672
Berdasarkan data ekspor dan impor pada tahun 2005 sampai dengan 2013 diatas yang bersumber dari BPS, dapat terlihat bahwa Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahunnya. Pertama untuk Impor, pada tahun 2005, Indonesia hanya dapat mengimpor barang sebanyak 57.700 milyar USD. Sedangkan pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 61.065 USD peningkatan ini tidak terlalu signifikan karena pada tahun selanjutnya 2007 ke tahun 2008 mengalami kenaikan yang sangat drastis yaitu 129.197 milyar USD hal ini dikarenakan pada tahun 2008 Indonesia sedang mengalami krisis moneter, dimana perekonomian Indonesia sedang buruk, mengalami inflasi dan banyak jumlah uang beredar sehingga menyebabkan harga di pasaran meningkat dan pemerintah lebih memilih impor.
Pada tahun 2009 Indonesia mengalami penurunan impor pasca krisis, yaitu sebesar 96.829 milyar USD, walaupun mengalami penurunan namun impor pada tahun ini tidak sekecil pada tahun sebelum 2008. Indonesia mengalami keadaan impor tertinggi pada tahun 2012, peningkatan impor ini diakibatkan oleh meningkatnya impor non migas dan migas. Selain itu, kenaikan impor juga dipengaruhi oleh meningkatnya impor bahan baku dan barang modal. Laju pertumbuhan impor yang lebih tinggi dibandingkan komponen ekspor menyebabkan Indonesia masih mengalami defisit neraca perdagangan. Namun pada tahun 2013 ini Indonesia dapat menurunkan sektor impor sebesar 51.351 juta USD.
Untuk sektor ekspor dari tahun 2005 hingga 2008 mengalami pertumbuhan yang konstan tetapi ekspor pada tahun tersebut jauh lebih besar jumlahnya daripada impor, dengan selisih pertambahan sebesar 15 – 23 juta USD per tahunnya. Di tengah melambatnya ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan impor masih tumbuh cukup tinggi. Jika ekspor lebih tinggi daripada impor maka neraca perdagangan dapat tidak mengalami defisit. Pada tahun 2011 Indonesia mengalami peningkatan ekspor yang sangat drastis dari tahun sebelumnya sebesar 33 juta USD dengan nilai ekspor 203.496 milyar USD. Sejak tahun 2005 hingga 2013, sektor ekspor cenderung lebih tinggi daripada sektor impor. Berarti masyarakat luar negeri masih percaya dan menyukai produk Indonesia. Hal ini juga dikarenakan adanya kontribusi lebih dari sektor pertambangan dan perikanan, hal ini disebabkan melonjaknya harga barang tersebut di luar negeri. Hanya pada tahun 2012 dan 2013 saja ekspor Indonesia lebih kecil daripada impor, hal ini menyebabkan neraca perdagangan mengalami defisit. Pada tahun 2013 ini, dalam kondisi perekonomian global yang tidak menentu, kontribusi ekspor mengalami penurunan drastis sebesar 57 juta USD, hal ini diakibatkan permintaan global yang sedang menurun.
Impor pada tahun 2013 ini lebih besar daripada ekspor, hal ini karena akan banyak realisasi dari kesepakatan investasi kurun 2012-2013 seperti pembangunan pabrik (mesin, bahan baku, bahan penolong dan lain-lain) yang masih berjalan hingga tahun depan. Implementasi dari investasi tersebut akan membuat tekanan yang cukup tinggi terhadap impor sehingga mau tidak mau harus dilakukan. Indonesia harus bersiap akan hal tersebut karena negara ini masih menjadi magnet bagi investor untuk menanamkan modalnya. Dengan masuknya banyak investor ini akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin kuat. Sehingga nanti pada tahun 2015, yang sekarang investasi, membangun pabrik dan lain-lain, akan mulai produksi dan sebagian ada yang melakukan ekspor. Kita bisa bayangkan, dengan pemulihan ekonomi, maka pertumbuhan Indonesia akan sangat mungkin jauh lebih besar dari sekarang. Berikut adalah presentase perubahan ekspor dan impor menurut tahun.
3.4  Proteksi dan Pembatasan Perdagangan
3.4.1      Pengertian proteksi
Proteksi merupakan perlindungan dalam perdagangan atau industri. Tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang impor. Hal ini, misalnya dapat dijalankan dengan tariff. Quota dan sebagainya. Pengertian tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas suatu Negara.

Tarif digolongkan menjadi:
a.       Bea ekspor adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut manusia ke Negara lain.
b.      Bea transito adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.
c.       Bea impor adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan akhir.
                   Proteksi bisa berbentuk:
a.       Pengenaan tariff
Pengertian tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas suatu negara.
b.      Quota
Pengertian Quota adalah pembatasan jumlah pisik terhadap barang yang masuk (Quota impor) dan keluar (Quota ekspor).
c.       Pelarangan impor
Seandainya suatu Negara melarang impor barang A, maka industri dalam negeri yang memproduksikan atau merakit barang A akan memperoleh proteksi. Dalam hal ini proteksi bersifat mutlak bagi indiustri barang A dalam negeri.
d.      Subsidi
Dengan adanya subsidi, produsen dalam negeri bisa menjual barangnya lebih murah, sehingga bisa bersaing dengan barang impor. Subsidi yang diberikan bisa dalam berbagai bentuk, misalnya:
1)      Subsidi langsung berupa sejumlah uang tertentu
2)      Subsidi per unit produksi.



3.4.2        Faktor-faktor yang mendorong proteksi
Dalam perdagangan luar negeri konsep proteksi berarti usaha-usaha pemerintah yang mematasi atau mengurangi jumlah barang yang diimpor dari Negara-negara lain denga tujuan untuk mencapai beberapa tujuan tertentu yang penting artinya dalam pembangunan Negara dan kemakmuran perekonomian Negara.

                   Ada beberapa tujuan penting dari proteksi:
a.       Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran.
b.      Mendorong perkembangan industri baru
c.       Mendiversifikasikan perekonomian
d.      Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu
e.       Memperbaiki neraca pembayaran
f.       Menghindari neraca pembayaran
g.      Menghindari dumping
h.      Menambah pendapatan pemerintah

3.4.3        Alat pembatasan perdagangan
Proteksi dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan. Kebijakan pemerintah dalam membatasi atau mengurangi barang-barang yang di impor. Halangan perdagangan dapat dibedakan kepada empat jenis: tarif dan pajak impor, kuota pembatasan impor. Hambatan perdagangan bukan tarif dan pembatasan penggunaan valauta asing.

3.5      Globalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi
3.5.1          Globalisasi
a.       Pengertian globalisasi dalam bidang ekonomi
Pada zaman sekarang ini orang sering menyebut dengan era atau zaman globalisasi. Globalisasi berasal dari kata global yabg artinya meliputi seluruh dunia atau secara keseluruhan. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia globalisasi adalah proses masuknya keruang lingkup dunia. Dalam globalisasi, peristiwa di satu negara akan mempengaruhi seluruh penjuru dunia. Globalisasi ditandai dengan munculnya perusahaan asing yg beroperasi di dalam negeri. Perusahaan tersebut dikenal dengan perusahaan Multinasional. Contoh perusahaan Multinasional adalah Freeport dari Amerika serikat dan British Petroleum dari Inggris, yakni perusahaan asing yang bergerak di bidang perminyakan. Ada pula Mc. Donald dan Pizza Hut yang bergerak di bidang makanan cepat saji. Jadi globalisasi ekonomi yaitu perkembangan perdagangan yang lainnya yang semakin tahun semakin meningkat sehingga jarak antara setiap Negara terasa amat dekat karena adanya faktor kerjasama yang terjalin antara setiap Negara sehingga dalam hubungan tersebut mendatangkan akibat negatif dan positif dalam globalisasi ekonomi.

b.      Faktor yang mewujudkan globalisasi ekonomi
              Ada beberapa faktor yang mewujudkan globalisasi ekonomi, antara lain:
1)      Perkembangan politik dunia
2)      Peningkatan praktek perdagangan bebas
3)      Perkembangan perusahaan multi nasional
4)      Perkembangan investasi portofolio di pasaran luar negeri
5)      Kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan pengangkutan

c.       Peran Indonesia dalam globalisasi ekonomi
Dalam Globalisasi ekonomi, Indonesia berperan aktif dalam berbagai lembaga ekonomi Internasional, diantaranya adalah Bank Dunia, APEC, dan WTO. Indonesia juga anggota organisasi Negara-negara pengekspor minyak yang disebut OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries).

d.      Dampak globalisasi ekonomi
1)      Dampak positif globalisasi ekonomi
a)      Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori Keuntungan Komparatif dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan efisien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, selanjutnya
dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
b)      Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai  negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
c)      Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri. Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
d)     Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang. Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersif langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia.
e)      Menyediakan dana  tambahan
Untuk pembangunan ekonomi Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan  oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik  ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham, dan dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
f)       Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
g)      Liberalisasi
Perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing merebut pasar perdagangan luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang. Di bidang jasa kita mempunyai peluang menarik wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahan alam dan budaya tradisional yang beraneka ragam.

2)      Dampak negatif globalisasi ekonomi
a)      Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
b)      Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk batik Cina yang lebih murah bagi industri batik di tanah air.
c)      Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin bebas dan menjadi ajang spekulasi. Investasi yang sudah ditanam di Indonesia bisa dengan mudah ditarik atau dicabut jika dirasa tidak lagi menguntungkan. Hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.
d)     Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang lebih profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi semakin sempit
e)      Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari luar. Akibatnya kondisi industry dalam negeri sulit berkembang.
f)       Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.
g)      Suatu perusahaan asing memindahkan usahanya keluar negeri mengakibatkan PHK tenaga kerja dalam negeri.
h)      Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan nasional
i)        Maraknya penyelundupan barang ke Indonesia.
j)        Masuknya wisatawan ke Indonesia melunturkan nilai luhur bangsa.

3.5.2          Pertumbuhan Ekonomi
a.       Pengertian
       Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan pendapatan (PDB) tanpa mengaitkannya dengan tingkat pertambahan penduduk. Pertumbuhan penduduk biasanya dikaitkan dengan tingkat pembangunan ekonomi, atau bahkan tidak jarang dianggap hal yang sama.

b.      Faktor-Faktor yang mempengaruhi perekonomian
       Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonmian Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang kekurangan modal.
       Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara umum yaitu:
1)      Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal mungkin.
2)      Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan berpihak pada pasar.
3)      Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan nilai rupiah.
4)      Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus di antisipatif dan diterima pasar.
5)      Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan mampu membiayai pengeluaran pemerintah.

c.       Teori mengenai hubungan antara faktor produksi dengan pertumbuhan ekonomi
Beberapa teori telah dikemukakan yang merangkan mengenai hubungan diantara berbagai faktor produksi dengan pertumbuhan ekonomi. Pandangan teori tersebut adalah:
1)      Teori klasik
Menekankan tentang pentingnya faktor fator produksi dalam menaikkan pendapatan nasional dan mewujudkan pertumbuhan. Akan tetapi yang terutama diperhatikan ahli ekonomi klasik adalah peranan tenaga kerja. Menurut mereka tenaga kerja yang berlebihan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
2)      Teori Schumpeteer
Menekankan tentang peranan usahawan yang akan melakukan inovasi dan investasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
3)      Teori Harrod-Domar
Menekankan peranan investasi sebagai faktor yang menimbulkan pertambahan pengeluaran agregat. Teori ini pada dasarnya menekankan peranan segi permintaan dakam mewujudkan pertumbuhan.
4)      Teori neo klasik
Melalui kajian empirikal teori ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi dan peningkatan kemahiran masyarakat merupakan faktor yang terpenting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi

d.      Kebijakan pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
1)      Kebijakan diversivikasi kegiatan ekonomi, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang ada. Sedankan langkah penting yang harus dilakukan adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang baru yang dapat mempercepat informasi kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional kepada kegiatan ekonomi yang modern.
2)      Mengembangkan infrastruktur, modernisasi pertumbuhan ekonomi memerlukan infrasturuktur yang modern pula. Berbagai kegiatan ekonomi memerlukan infrastruktur yang berkembang, seperti jalan, jembatan, lapangan terbang, pelabuhan, kawasan perindustrian, irigasi dan penyediaan air, listrik dan jaringan telepon.
3)      Meningkatkan tabungan dan investasi, pendapatan masyarakat yang rendah menyebabkan tabungan masyarakat rendah. Sedangakan pembangunan memerlukan tabungan yang besar untuk membiayai investasi yang dilakukan. Kekurangan invesatsi selalu dinyatakan sebagai salah satu sumber yang dapat menghambat pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu syarat penting yang perlu dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan tabungan masyaraka
4)      Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat, dari segi pandangan individu maupun dari segi secara keseluruhan, pendidikan merupakan satu investasi yang sangat berguna dalam pembangunan ekonomi. Individu yang memperoleh pendidikan tinggi cenderung akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, jadi semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh
5)      Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi, kebijakan pemerintah yang konvensional yaitu kebijakan fiskal dan moneter tidak dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Untuk mengatasinya pada tahap mula dari pembangunan ekonomi perencanaan pembanguna perlu dilakukan. Melalui perencanaan pembangunan dapat pula ditentukan sejauh mana investasi swasta dan pemerintah perku dilakukan untuk mencapai suatu tujuan pertumbuhan yang telah ditentukan


Share:

No comments:

Post a Comment

Keep Traveling

Total Pageviews

Popular

Blog Archive

Recent Posts