BAB 2 KERANGKA KERJA KONSEPTUAL YANG MENDASARI AKUNTANSI KEUANGAN

2. 1. Kerangka Kerja Konseptual

Kerangka kerja konseptual adalah sebuah sistem koheren, yang terdiri atas
tujuan dan konsep fundamental di mana keduanya saling terkait, kemudian
dijadikan sebuah landasan dalam menetapkan standar akuntansi yang mengadung
unsur konsistensi dan berperan dalam menentukan sifat, fungsi, dan batasan-
batasan yang terdapat dalam akuntansi keuangan serta di dalam laporan keuangan
suatu perusahaan.
Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
Kerangka konseptual diperlukan dalam:
1. Membangun serta menghubungkan antara badan pembuat konsep dan tujuan
Dengan adanya kerangka kerja konseptual, diharapkan dapat dilakukan
pembangunan serta komunikasi dari badan yang membuat konsep dan
tujuannya, sehingga terjadi kesamaan konsep atau pemikiran dan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Penyediaan kerangka kerja yang berperan dalam pemecahan masalah-
masalah yang praktis baru dan yang muncul
Kerangka kerja konseptual juga dbutuhkan untuk menyediakan suatu
kerangka yang selanjutnya dapat dijadikan pemecahan masalah-masalah
baru yang muncul. Dengan adanya kerangka, otomatis pengerjaan
pemecahan masalah, terutama masalah-masalah baru menjadi lebih mudah
karena langsung tertuju ke pemecahannya.

3. Berperan dalam peningkatan pemahaman serta keyakinan dari pengguna
laporan keuangan mengenai pelaporan keuangan itu sendiri

Kerangka kerja konseptual juga diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan
keyakinan pemakai laporan keuangan yang telah dibuat oleh suatu perusahaan. Jika
diibaratkan sebuah bangunan, apabila tidak menggunakan kerangka tentulah akan roboh, dan
apabila menggunakan kerangka maka bagunannya akan kuat. Begitupun dengan ini, laporan
keuangan yang dibuat dengan menggunakan kerangka kerja konseptual akan lebh mudah
dipahami dan keyakinan pemakai laporan keuangan pun akan meningkat.

4. Menaikkan komparabilitas laporan keuangan antarperusahaan
Dengan sendirinya, komparabilitas laporan keuangan antarperusahaan
pun akan meningkat dengan adanya kerangka kerja konseptual.

Ada beberapa tingkatan yang menampilkan sebuah tinjauan atau
penelitian atas kerangka kerja konseptual. Di tingkat pertama, terdapat
tujuan (objectives) yang merupakan pengidentifikasian tujuan serta sasaran
akuntansi. Standar akuntansi seharusnya dikembangkan sesuai dengan
kerangka kerja konseptual sehingga menghasilkan laporan akuntansi yang
bermanfaat. Di tingkat kedua, terdapat karakteristik kualitatif (qualitative
characteristic) yang tugasnya yaitu membuat informasi akuntansi yang ada
berfungsi serta adanya unsur-unsur (elements) dari laporan keuangan
perusahaan (aktiva, kewajiban, ekuitas pemilik). Di tingkat terakhir terdapat
konsep-konsep pengukuran dan pengakuan (meansurement and
recognition concepts) yang digunakan dalam penetapan serta pengaplikasian
standar akuntansi. Konsep ini terdiri dari asumsi, prinsip, dan kendala yang
menjelaskan kondisi lingkungan pelaporan yang ada.

2.2 Tingkatan Pertama: Tujuan Dasar

Tujuan dasar merupakan dasar/pondasi dari kerangka kerja konseptual.
Tujuan dasar ini dimulai dengan melakukan fokus terhadap informasi-informasi
yang berguna bagi investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Kemudian
fokus itu menyempit lagi kepada kepentingan investor dan kreditor pada prospek

dari penerimaan kas yang berasal dari investasi dalam, atau berasal dari pinjaman
yang mereka bayar ke entitas bisnis. Dan tujuan akhirnya berfokus pada laporan
keuangan yang beguna untuk menilai prospek dari arus kas yang bisa jadi akan
diterima oleh entitas bisnis, yaitu arus kas yang merupakan harapan dari investor
dan kreditor. Pendekatan yang telah dijelaskan ini dikenal dengan kegunaan
keputusan (decision usefulness).

2.3 Tingkatan Kedua: Konsep-konsep Fundamental

Di antara tujuan dasar dan pengimplementasian dari tujuan dasar tersebut
haruslah ada tiang yang menghubungkan keduanya, tiang tersebut adalah tiang-
tiang konseptual yang berguna dalam menjelaskan karakteristik atau ciri-ciri
kualitatif dari suatu informasi akuntansi serta mendefinisikan unsur-unsur laporan
keuangan. Tiang konseptual ini akan membentuk jembatan penghubung antara
tujuan dengan pengakuan dan pengukuran.
2.3.1 Karakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi

Kriteria terpenting yang digunakan untuk menilai pilihan akuntansi
adalah manfaat bagi keputusan, yaitu menyediakan informasi yang paling
bermanfaat dalam pengambilan keputusan. FASB telah mengidentifikasikan
karakteristik kualitatif dari beberapa informasi akuntansi yang dapat
membedakan antara informasi yang baik dan informasi-informasi yang
sekiranya kurang bermanfaat bagi tujuan perusahaan. Selain hal tersebut,
FASB juga melakukan identifikasi kendala-kendala yang ada (biaya-manfaat
dan materialitas) yang merupakan bagian dari suatu kerangka kerja
konseptual. Ciri-ciri tersebut bisa dipandang sebagai suatu hierarki.
 Pengambil Keputusan (Pemakai) dan Kemampuan Memahami

Keputusan yang diambil oleh pengambil keputusan di sebuah
perusahaan sangat bervariasi, begitu pun dengan metode pengambilan
keputusan serta informasi yang dimiliki yang telah didapat dari berbagai
sumber yang ada. Agar informasi menjadi bermanfaat, maka diperlukan
hubungan antara pengguna dengan keputusan yang telah dibuat.
Keterkaitan ini, disebut sebagai kemampuan memahami

(understandability), yang didefinisikan sebagai kualitas dari informasi
yang kemudian akan memungkinkan pemakai informasi merasakan
signifikansi informasi yang ada.
 Kualitas Primer: Relevansi dan Reliabilitas

Relevansi dan reliabilitas merupakan dua kualitas primer,
sementara komparabilitas dan konsistensi merupakan dua kualitas
sekunder yang membuat informasi akuntansi bermanfaat bagi
pengambilan keputusan. Informasi akuntansi harus bisa membuat
perbedaan pada sebuah keputusan yang ia ambil utuk perusahaan supaya
bisa relevan. Informasi dianggap tidak relevan apabila tidak mampu
memengaruhi suatu keputusan. Informasi relevan jelas nantinya akan
membantu dalam pembuatan prediksi mengenai hasil akhir kejadian di
masa yang lalu, masa sekarang, pasrtinya di masa yang akan datang,
dalam artian memiliki nilai prediktif yang tepat. Informasi relevan juga
akan membantu pemakai dalam mengoreksi harapan atau ekspektasi di
masa lalu, yaitu mempunyai nilai yang disebut nilai umpan balik.
Informasi akuntansi yang ada dapat dianggap handal apabila
dapat diverifikasi kebenarannya, penyajiannya dilakukan secara tepat,
juga tidak terjadi kesalahan dan juga tidak bias. Reliabilitas diperlukan
oleh orang-orang sibuk yang tidak memiliki waktu santai atau tidak
memiliki keahlian dalam melakukan evaluasi isi faktual dan data dari
informasi. Daya uji dapat ditunjukkan ketika orang yang melakukan
pengukuran independen, yang menggunakan metode pengukuran sama,
mendapatkan hasil atau kesimpulan yang sama atau mendekati sama.
Ketepatan penyajian ini menandung arti bahwa angka-angka dan
penjelasan yng terdapat di dalam laporan keuangan telah mewakili apa
yang sebenarnya ada dan apa yang sebenarnya terjadi di dalam
perusahaan itu sendiri. Sedang netralitas memiliki makna bahwa
informasi yang ada tidak bisa dipilih hanya bagi kepentingan
sekelompok orang tertentu. Informasi akuntansi yang disajikan haruslah
faktual, benar atau tidak keliru, dan tidak bias yang bertarti semua orang
dapat membacanya dengan benar.

 Kualitas Sekunder: Komparabilitas dan Konsistensi

Informasi mengenai sebuah perusahaan semestinya akan lebih
berguna apabila dapat dibandingkan dengan informasi yang ada yang
serupa yang ada pada perusahaan lain (komparabilitas) dan juga dengan
informasi yang sama atau mirip dari perusahaan yang sama dalam suatu
periode massa yang berbeda (konsistensi). Informasi yang ada dari
berbagai perusahaan dapat mempunyai komparabilitas apabila telah
diukur dan kemudian dilaporkan dengan menggunakan cara yang sama.
Pemakai dapat mengidentifikasikan persamaan maupun perbedaan
secara riil dalam sebuah peristiwa ekonomi antarperusahaan, merupakan
suatu kemungkinan dalam komparabilitas.
Apabila perusahaan menggunakan perilaku akuntansi yang
serupa untuk kejadian atau transaksi yang sama pula, dari satu periode ke
periode lainya, maka perusahaan itu bisa dikatakan konsisten dalam
mengaplikasikan standar akuntansi tersebut. Hal tersebut bukan berarti
perusahaan itu tidak boleh berganti metode akuntansi dari yang telah
digunakan sebelumnya ke metode akuntansi yang lainnya, tetapi
perusahaan tersebut haruslah bisa membuktikan bahwa ternyata metode
akuntansi yang baru yang digunakan oleh perusahaan justru lebih baik
dari metode yang digunakan sebelumnya. Apabila terjadi perubahan
dalam hal prinsip akuntansi, maka tugas auditor memberitahukan
perubahan metode akuntansi tersebut ke dalam paragraf penjelasan
dalam laporan audit dari laporan keuangan perusahaan. Paragraf
penjelasan tersebut kurang lebih menjelaskan mengenai sifat perubahan
juga kemudian meminta pembaca laporan keuangan yang teah diaudit
melihat catatan atas laporan keuagan agar pembaca mengetahui
perubahan tersebut.

2.3.2 Unsur-unsur Dasar
Terdapat sepululuh unsur-unsur dasar laporan, keuangan, yaitu:

 Aktiva
Aktiva atau biasa kita kenal sebagai asset merupakan sumber daya di
bidang ekonomi yang di masa mendatang diharapkan dapat memberikan
suatu manfaat bagi perusahaan.
 Kewajiban
Kewajiban merupakan suatu pengorbanan di bidang ekonomi yang bisa
saja terjadi di masa yang akan datang dan timbul dari suatu kewajiban
yang berjalan di dalam sebuah entitas.
 Ekuitas
Ekuitas merupakan pengurangan dari aktiva yang dikurangi dengan
kewajiban yang dimiliki oleh suatu entitas atau perusahaan.
 Investasi oleh pemilik
Investasi oleh pemilik merupakan suatu kenaikan dari aktiva bersih sebuah
entitas yang timbul dari suatu transfer yang bernilai dari entinitas lain
kepada entitas tersebut yang berfungsi menaikan kepentingan pemilik yang
terdapat di dalamnya.
 Distribusi kepada pemilik/ Dividen
Jika sebuah perusahaan mendapatkan laba dari kegiatannya selama sau
periode, maka dapat dimungkinkan aka nada pembagian sebagia dari laba
tersebut kepada pemegang saham atau yang biasa dikenal dengan dividen.
 Laba komprehensif
Perusahaan yang melakukan aktivitas sudah seharusnya mendapatkan laba
yang dikenal dengan sebutan laba komprehensif perusahaan.
 Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu aliran arus masuk atau merupakan
peningkatan di bidang lannya atas aktiva dari sebuah perusahaan atau juga
merupakan pelunasan dari suatu kewajiban di dalam suatu periode tertentu.
 Beban
Beban merupakan suatu aliran arus keluar atas terjadinya suatu kewajiban
dalam satu periode dari pengiriman maupun produksi barang penyediaan
jasa, maupun aktivitas lainnya di mana merupakan kegiatan operasional
utama dari sebuah entitas atau perusahaan.

 Keuntungan
Keuntungan merupakan kenaikan dari suatu ekuitas bersih entitas yang
berasal dari transaksi peripheral dan insidentil atau dari transaksi-transaksi
lainnya.
 Kerugian.
Kerugian merupakan suatu penurunan ekuitas bersih dari entitas yang
disebabkan adanya transaksi peripheral dan insidentil atau dari transaksi-
transaksi yang lain.
FSAB mengklasifikasikan unsur-unsur di atas ke dalam dua kelompok yang
berbeda. Kelompok pertama yang mencakup 3 unsur, yaitu aktiva, kewajiban,
dan ekuitas yang mendeskripsikan jumlah sumber daya yang dimiliki
perusahaan serta klaim pada sumber daya itu di suatu waktu. Sedangkan tujuh
unsur lain mendeskripsikan transaksi, situasi, serta kejadian yang
memengaruhi perusahaan selama periode waktu tertentu.

2.4 Tingkat Ketiga: Konsep-konsep Pengakuan dan Pengukuran
Tingkat ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri atas konsep-konsep yang
digunakan dalam melaukan impelentasi terhadap tujuan dasar yang berasal dari
tingkatan pertama. Konsep yang ada tersebut memperjelas bagaimana unsur dan
juga kejadian keuangan haruslah diakui, diukur, serta dilakukan pelaporan oleh
perusahaan yang bersangkutan.

2.4.1 Asumsi-asumsi Dasar
Terdapat empat asumsi dasar yang merupakan dasar dari struktur akuntansi
keuangan yaitu sebagai berikut.
 Entitas Ekonomi

Asumsi entitas ekonomi merupakan asumsi bahwa suatu
aktivitas perusahaan bisnis dapat dilakukan pemisahan dan juga dibedakan
dari pemiliknya juga unit bisnis lainnya. Jadi berdasarkan asumsi ini,
kekayaan pribadi yang dimiliki oleh pengelola perusahaan dipisahkan dari
kekayaan (asset) yang dimiliki oleh perusahaan. Jadi, apabila terjadi
perusahaan bangkrut dan tidak mampu membayar hutang perusahaan,

pengelola perusahaan hanya bertanggung jawab sebatas pada saham yang
ditanamkan ke perusahaan, tidak semua hartanya harus diserahkan untuk
membayar hutang perusahaan.

 Kelangsungan Hidup

Asumsi kelangsungan hidup merupakan asumsi bahwa
perusahaan bisnis akan mempunyai usia yang cukup panjang. Dalam
asumsi ini, perusahaan dianggap akan mempunyai umur yang panjang,
meski dalam kenyataannya belum tentu perusahaan itu akan berumur
panjang.

 Unit Moneter

Merupakan asumsi bahwa uang adalah denominator umum di
mana aktivitas ekonomi dilakukan, dan juga bahwa unit moneter telah
menyediakan suatu dasar yang tepat dalam melakukan pengukuran dan
analisis. Dalam asumsi ini, semua benda akan diasumsikan dalam bentuk
uang sehingga mudah dihitung, dilaporkan, dan dianalisis. Dengan adanya
asumsi unit moneter ini akan mempermudah pembuatan laporan keuangan.
Bayangkan jika persediaan barang dagang tidak diasumsikan dengan nilai
uang, kemudian gedung dan lain-lain tetap dinyatakan dalam wujudnya
masing-masing, maka kita akan kesulitan menghitung untung atau ruginya
suatu perusahaan.

 Periodisitas

Merupakan asumsi bahwa aktivitas ekonomi suatu perusahaan
bisa dapat dipisah-pisah ke dalam peride waktu artifisial. Tidak semua
perusahaan membuatan laporan keuangan dalam periode 1 tahun dan
berakhir pada akhir tahun (31 Desember), banyak perusahaan yang
membuatnya di pertengahan tahun, atau bahkan setiap bulan. Di Australia
misalnya, kebanyakan perusahaan di sana periode pembuatan laporan
keuangan berakhir pada tanggal 30 Juni. Jadi asumsi ini memang layak
digunakan.

 Akrual Basis

Menurut basis ini, transaksi dicatat dalam periode terjadinya
transaksi tersebut. Maksudnya perusahaan tidak perlu menunggu
diterima/dikeluarkannya kas untuk mencatat transaksi yang terjadi, tetapi
saat transaksi keuangan itu terjadi, langsung dilakukan pengakuan dengan
cara mencatatnya. Kita bisa mengakui pendapatan ketika kita telah
menjual barang/menyelesaikan jasa tertentu, meski pihak konsumen belum
membayarnya.

Penagguhan merupakan sebuah proses akuntansi di mana
terdapat pengakuan penerimaan kas yang terjadi saat ini sebagai kewajiban
dan juga mengakui pembayaran kas yang terjadi saat ini sebagai suatu
aktiva dengan ekspektasi akan memperoleh manfaat di masa yang akan
datang. Alokasi merupakan sebuah proses akuntansi yang mana
melakukan penempatan terhadap suatu jumlah tertentu yang telah
direncanakan atau menutut suatu rumus tertentu yang telah diperhitungkan
perusahaan. Amortisasi merupakan suatu proses depresiasi atas aktiva
yang tidak berwujud. Realisasi merupakan sebuah proses mengubah
sumber daya dan hak-hak perusahaan menjadi uang.

2.4.2 Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi
Empat prinip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi
ekonomi antara lain sebagai berikut.

1. Prinsip Pengukuran
Terdapat dua prinsip dalam prinsip pengukuran, antara lain:
 Historical cost
Historical cost yaitu prinsip yang menghitung dan melaporkan asset
dan utang berdasarkan harga/nilainya.
 Fair value
Fair value yaitu nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan,
kewajiban diselesaikan, atau instrumen ekuitas yang diberikan dapat

dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
bertransaksi dalam waktu yang relatif lama.
IASB telah memberikan pilihan agar perusahaan menggunakan fair value
dalam pengukuran asset maupun kewajiban.
2. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan harus diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomis masa
depanakan mengalir ke perusahaan dan pengukuran yang dapat
diandalkan dari jumlah pendapatan dimungkinkan.
3. Prinsip Pengakuan Beban
Arus keluar atau "pengurasan habis" aset dapat menimbulkan kewajiban
(atau kombinasi keduanya) selama periode sebagai akibat dari memberikan
atau menghasilkan barang dan atau penyerahan jasa.
4. Prinsip Pengungkapan Penuh
Memberikan informasi yang cukup penting untuk mempengaruhi
penilaian dan keputusan pengguna informasi.
Disediakan oleh:
 Laporan keungan
 Catatan atas laporan keuangan
 Informasi tambahan

2.4.3 Kendala
Terdapat dua kendala dalam Akuntansi, antara lain:
1. Cost
Maksud dari cost atau biaya sebagai kendala dalam akuntansi yaitu biaya
penyediaan informasi harus dipertimbangkan terhadap manfaat yang dapat
diperoleh dari menggunakannya.

2. Materiality
Maksud dari materiality atau material sebagai kendala dalam akuntansi
yaitu item dapat dikatakan material jika mempengaruhi atau
mengubah penilaian dari orang yang wajar.
Share:

No comments:

Post a Comment

Keep Traveling

Total Pageviews

Popular

Blog Archive

Recent Posts