CHAPTER
6
INVENTORY
A.
Persediaan Pada
Perusahaan Dagang
Perusahaan
yang dimaksud dalam hal ini adalah barang dagangan yang diperoleh oleh
perusahaan dengan maksud untuk dijual, jadi dalam perusahaan dagang tidak terjadi suatu proses untuk mengubah barang
tersebut yang diperoleh dari perusahaan industri.
Untuk perusahan dagang memiliki
jenis barang yang terdiri dari:
1. Persediaan
perlengkapan (Inventory Of Supplies), Merupakan barang yang yang dimiliki
perusahaan yang fungsinya untuk memperlancar penjualan barang dagangan yang
terdiri dari perlengkapan kantor, toko dan gudang.
2. Persediaan
barang dagangan (Merchandise Inventory), Merupakan barang-barang yang diperoleh
perusahaan untuk dijual kembali tanpa melakukan perobahan atas barang tersebut.
Persediaan Pada Perusahaan Manufaktur
Aktivitas
pada perusahaan manufaktur dimulai sejak mengelola bahan baku melalui suatu
proses produksi sehingga menjadi barang jadi untuk dijual. Persediaan yang ada
di perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Yang ada dalam
perusahaan manufaktur juga dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu:
1. Bahan
Baku, adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari proses produksi yang
akan dapat dengan mudah indentifikasi biayanya.
2. Barang
Dalam Proses, adalah barang-barang yang
sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada
tanggal neraca barang-barang tersebut belum selesai dikerjakan dan masih
memerlukan pengolahan lebih lanjut.
3. Barang
Jadi, yaitu barang-barang yang sudah
selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya.
Pengertian
persediaan adalah menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam
kegiatan normal perusahaan, serta untuk perusahaan manufaktur barang yang telah
di produksi atau ditempatkan dalam produksi. Adapun pengertian diatas maka
dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang-barang yang dibeli perusahaan
untuk dijual kembali, yang diproses ataupun tanpa diproses terlebih dahulu.
Sistem Pencatatan Persediaan
Ada dua macam metode pencatatan
persediaan yaitu :
1. Sistem
periodikal (physical System), Harus dilakukan dengan melakukan perhitungan
pengukuran penimbangan pada akhir periode.
2. Sistem
perpetual (perpetual system), Pencatatan yang dilakukan secara terus menerus
setiap kali ada pembelian dan pemakaian.
1. Sistem
Periodik (Metode Fisik)
Dalam
sistem fisik atau periodik, perhitungan dan pencatatan terhadap penambahan,
pengurangan, dan saldo rekening persediaan hanya dilakukan sekali dalam satu
periode yaitu pada akhir periode. Metode ini digunakan pada perusahaan perusahaan
yang menjual barang dengan harga yang relatif murah tetapi frekuensi penjualan
sangat sering.
Pencatatan
persediaan dengan menggunakan sistem periodik ini dapat memberikan laporan
intern (jangka pendek). jika jumlah persediaan cukup banyak maka membutuhkan
waktu yang cukup lama sehingga menghambat laporan keuangan yang diperlukan.
2. Sistem
Perpetual (Metode Buku)
Sistem
perpetual adalah suatu metode pencatatan persediaan yang dilakukan secara terus
menerus, setiap ada transaksi baik pembelian maupun penjualan dilakukan
pencatatan terhadap persediaan sebesar harga pokoknya dengan demikian setiap
saat saldo perkiraan persediaan menunjukkan saldo
persediaan
yang sebenarnya maka pada akhir periode akuntansi (pada saat menyusun laporan
keuangan) tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian terhadap persediaan.
Dalam hal ini perlu dijelaskan
bahwa pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan adalah berdasarkan
harga pokok baik transaksi pembelian, retur pembelian, penjualan, retur
penjualan, potongan pembelian, dan biaya angkut pembelian.
Metode
pencatatan perpetual merupakan cara yang lebih mudah untuk mencatat persediaan
dibandingkan dengan metode periodik, karena metode perpetual dapat membantu
penyusunan neraca laporan laba rugi, juga dapat digunakan untuk mengawasi
barang-barang dalam gudang.
B.
Penilaian Persediaan
Tujuan
dilakukan metode ini adalah untuk membandingkan biaya dengan pendapatan yang
saling berkaitan dalam rangka menghitung laba bersih pada akhir periode atau
pada waktu penutupan atau dalam menyusun laporan keuangan. Persediaan harus
dihitung menurut persatuannya maupun nilainya karena persediaan tersebut
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kelayakan atau kewajaran laporan
keuangan untuk tahun yang bersangkutan.
Adapun tujuan dilakukan metode
alokasi harga pokok persediaan adalah :
1. Tujuan
yang utama adalah untuk menghitung laba rugi dengan membandingkan biaya dengan
hasil penjualan.
2. Untuk
menyajikan nilai, informasi secara teratur dalam perusahan.
3. Untuk
memberikan informasi mengenai persediaan yang meningkatkan para investor dan
para pemakai lainnya.
Menurut ikatan Akuntan Indonesia
ada beberapa metode penilaian persediaan :
1. Metode
FIFO
2. Metode
LIFO
3. Metode
Rata-rata (Average)
4. Metode
Identifikasi Khusus
5. Metode
Eceran
No comments:
Post a Comment