BAB XI
PENERAPAN KALKULUS DIFFEREN : FUNGSI DCENGAN VARIABLE BEBAS
A. Definisi Elastisitas
Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan (perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain.Elastisitas terbagi dalam tiga macam, yaitu sebagai berikut.
Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan (perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain.Elastisitas terbagi dalam tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a. Elastisitas
harga (price elasticity) yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta
atau yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang
tersebut.
b. Elastisitas silang (cross elasticity) adalah persentase perubahan jumlah barang x yang diminta, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang lain (y).
c. Elastisitas pendapatan (income elasticity) yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan pendapatan (income) riil konsumen.
b. Elastisitas silang (cross elasticity) adalah persentase perubahan jumlah barang x yang diminta, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang lain (y).
c. Elastisitas pendapatan (income elasticity) yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan pendapatan (income) riil konsumen.
B. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (elasticity of demand) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang. Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E, yang dinyatakan dengan rumus berikut ini.
Elastisitas permintaan (elasticity of demand) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang. Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E, yang dinyatakan dengan rumus berikut ini.
Keterangan:
ΔQ : perubahan jumlah permintaan
ΔP : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaa
Contoh:
Pada saat harga Rp400,00 jumlah barang yang diminta 30 unit, kemudian harga turun menjadi Rp360,00 jumlah barang yang diminta 60 unit. Hitunglah besar koefisien elastisitasnya!
ΔQ : perubahan jumlah permintaan
ΔP : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaa
Contoh:
Pada saat harga Rp400,00 jumlah barang yang diminta 30 unit, kemudian harga turun menjadi Rp360,00 jumlah barang yang diminta 60 unit. Hitunglah besar koefisien elastisitasnya!
Jawab:
a. Macam-Macam
Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan terdiri atas lima macam.
Elastisitas permintaan terdiri atas lima macam.
Keterangan:
% ΔQd = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
% ΔPd = Persentase perubahan harga barang
% ΔQd = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
% ΔPd = Persentase perubahan harga barang
b. Kurva
Elastisitas Permintaan
c. Menghitung
Elastisitas Permintaan secara Matematis
Dari rumus elastistas:
menunjukkan,
bahwa:
adalah turunan
pertama dari Q atau Q1.
Contoh 1:
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 50 – -P. Tentukan besar elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 80!
Jawab:
Jika P = 80, maka Q = 50 – 1/2 (80)
Q = 50 – 40
Q = 10
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 50 – -P. Tentukan besar elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 80!
Jawab:
Jika P = 80, maka Q = 50 – 1/2 (80)
Q = 50 – 40
Q = 10
Contoh 2:
Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 50!
Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 50!
Jawab:
C. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaraan (elasticity of supply) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang. Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dapat dengan rumus sebagai berkut.
Elastisitas penawaraan (elasticity of supply) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang. Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dapat dengan rumus sebagai berkut.
Keterangan:
ΔQ : perubahan jumlah penawaran
ΔP : perubahan harga barang
P : harga barang mula-mula
Q : jumlah penawaran mula-mula
Es : elastisitas penawaran
ΔQ : perubahan jumlah penawaran
ΔP : perubahan harga barang
P : harga barang mula-mula
Q : jumlah penawaran mula-mula
Es : elastisitas penawaran
Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas penawarannya!
Jawab:
a.
Macam-MacamElastisitasPenawaran
Seperti halnya elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga terdapat lima macam, yaitu:
Seperti halnya elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga terdapat lima macam, yaitu:
Keterangan:
% ΔQs : Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
% ΔPs : Persentase perubahan harga barang
% ΔQs : Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
% ΔPs : Persentase perubahan harga barang
b. Kurva
Elastisitas Penawaran
C. Kurva
Elastisitas Penawaran
Cara praktis
menentukan besarnya elastisitas tanpa mencari turunan Q atau Q1, yaitu:
1) Jika
persamaan fungsi menunjukkan P = a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a + bQ
(fungsi Penawaran), maka rumus elastisitasnya adalah sebagai berikut.
Contoh 1:
Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 50!
Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 50!
Jawab:
Dengan cara biasa Jika P = 50, maka
Dengan cara biasa Jika P = 50, maka
50 = 100 – 2Q
2Q = 50
Q = 25
2Q = 50
Q = 25
Contoh 2:
Diketahui fungsi penawaran P = 100 + 2Q. Hitunglah elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 500!
Diketahui fungsi penawaran P = 100 + 2Q. Hitunglah elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 500!
Jawab:
Dengan cara biasa Jika P = 500, maka
Dengan cara biasa Jika P = 500, maka
500 = 100 + 2Q
-2Q = -400
Q = 200
-2Q = -400
Q = 200
Contoh 3:
Diketahui Fungsi penawaran P = -100 + 2Q. Hitung elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 400!
Diketahui Fungsi penawaran P = -100 + 2Q. Hitung elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 400!
Jawab:
Dengan cara biasa Jika P = 400, maka
Dengan cara biasa Jika P = 400, maka
400 = -100 +
2Q
-2Q = -500
Q = 250
-2Q = -500
Q = 250
D. FUNGSI BIAYA
Fungsi biaya merupakan
hubungan antara biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan, fungsi biaya
dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya menggambarkan titik-titik
kemungkinan bsarnya biaya di berbagai tingkat produksi. Dalam membicarakan
biaya ada beberapa macam biaya, yaitu:
a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)
b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
g. Biaya Marginal
Rumus :
1. C = AC x Q atau C = FC + VC
2. FC = AFC X Q
3. VC = AVC X Q
a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)
b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
g. Biaya Marginal
Rumus :
1. C = AC x Q atau C = FC + VC
2. FC = AFC X Q
3. VC = AVC X Q
Biaya Total → C = f (Q)
Biaya Marginal : MC ≈ C’
≈ = f’ (Q)
Biaya total tak lain adalah Integral dari
biaya marginal
C = ∫ MC d Q = ∫ f’ (Q) d Q
Contoh Soal:
Biaya marjinal suatu perusahaan ditunjukkan oleh MC = 3Q2 – 6Q + 4 .
Carilah persamaan biaya total dan biaya rata-ratanya.
Biaya Total
: C =∫ MC d Q
=
∫ (3Q2 – 6Q + 4) d Q
= Q3 -
3Q2 + 4Q + k
Biaya rata-rata: AC = →
= Q2 – 3Q + 4 +
C = Q3 – 3 Q2 +
4Q + 4
AC = Q2 – 3Q + 4 +
E. FUNGSI
PENERIMAAN
Penerimaan
Total : R = f (Q)
Penerimaan
Marjinal : MR =
R’ ≈ = f’ (Q)
Penerimaan total tak lain adalah Integral
dari penerimaan marjinal
C = ∫ MR d Q = ∫ f’ (Q) d Q
Contoh Soal:
Carilah
persamaan penrimaan total dari penerimaan rata-rata dari perusahaan jika penerimaan marjinalnya MR = 16 – 4Q
Penerimaan
Total : R = ∫ MR d Q
=
∫ (16 – 4Q) d Q
=
16 Q – 2 Q2
Penerimaan
rata-rata : AR
= = 16 - 2Q
Dalam persamaan penerimaan
total konstanta k = 0, sebab penerimaan akan ada jika tak ada
barang yang dihasilkan atau terjual.
Fungsi Biaya Fungsi adalah suatu persamaan yang mempunyai dua variabel
atau lebih di mana variabel yang satu mempunyai hubungan ketergantungan
(hubungan fungsional) dengan variabel yang lainnya. Fungsi dibentuk oleh
beberapa unsur. Unsur-unsur pembentuk fungsi adalah variabel, koefisien dan
konstanta. Variabel dan koefisien akan selalu ada dalam setiap fungsi, tetapi
tidak demikian halnya dengan konstanta. Fungsi mungkin juga memiliki konstanta
dan mungkin juga tidak. Tetapi walaupun suatu persamaan tersebut tidak memiliki
konstanta tidaklah mengurangi artinya sebagai fungsi.11 Biaya dalam ilmu
ekonomi adalah nilai dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Dalam hal penggunaan faktor-faktor produksi
perusahaan memerlukan pengeluaran yang disebut dengan biaya produksi, sebagai
pengorbanan untuk mendapatkan output yang diinginkan. Biaya merupakan faktor
utama dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang akan dijual.
Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan
dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Jika laba dinotasikan ,
pendapatan total sebagai , dan biaya total adalah maka
Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai positif di mana Laba
maksimum (maximum profit) tercapai bila nilai mencapai maksimum. Ada 3
pendekatan penghitungan laba maksimum yaitu sebagai berikut a. Pendekatan
totalitas (Totality Approach) Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan
total dan biaya total . Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output
yang terjual dikalikan harga output per unit. Jika harga jual per unit output
adalah , maka . Biaya total adalah sama dengan biaya tetap ditambah biaya
variabel ), atau . Dalam pendekatan totalitas, biaya variabel per unit output
dianggap konstan, sehingga biaya variabel adalah jumlah unit output diakalikan
biaya variabel per unit. Jika biaya variabel per unit adalah maka . Dengan
demikian
F.
LABA Maksimum
Tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum, atau menimbulkan
kerugian maksimum, dapat disidik dengan pendekatan diferensial. Karena baik
penerimaaan total, maupun biaya total (C) sama-sama merupakan fungsi dari
jumlah keluaran yang dihasilkan atau terjual (Q) maka dari sini dapat dibentuk
suatu fungsi baru yaitu fungsi keuntungan (π). Nilai ekstrim atau optimum π
dapat ditentukan dengan cara menetapkan derivatif pertamanya
sama dengan nol.
R = r
(Q) π
= R – C r (Q) – c (Q) = f (Q)
C = c
(Q) π
optimum jika πꞌ fꞌ (Q) d / dQ =
0
Karena π
= R- C Berarti
pada π optimum :
Karena πꞌ = Rꞌ - Cꞌ = MR - MC πꞌ = 0 MR – MC
= 0 MR = MC
πꞌ = 0 atau MR = MC
πꞌꞌ < 0 atau (MR)ꞌ
<
|
|
Untuk mengetahui apakah πꞌ
= 0 mencerminkan keuntungan maksimum ataukah justru kerugian maksimum, perlu di
uji melalui derivatif kedua dari fungsi π.
Pada gambar dibawah terlihat ada dua keadaan dimana πꞌ = 0 (MR + MC), yakni pada
tingkat produksi Q1 dan Q3. Pada tingkat produksi Q1 jarak
terlebar antara kurva penerimaan total (R) dan kurva biaya total (C)
mencerminkan selisih negatif terbesar hal ini terjadi kerugian
maksimum, sebagaimana tercermin oleh kurva π yang mencapai minimumnya di titik
G.
Sedangkan pada tingkat produksi Q3 jarak terlebar
antara kurva R dan kurva C mecerminkan selisih positif terbesar. Hal ini
berarti keuntungan maksimum, sebagaimana tercermin oleh kurva π yang mencapai
maksimumnya dititik h. Dengan demikian syarat agar diperoleh keuntungan maksimum
adalah:
πꞌ = 0 atau MR = MC
πꞌꞌ < 0 atau
(MR)ꞌ <(MC)
|
Syarat pertama disebut syarat yang diperlukan (necessary condition)
sedangkan syarat kedua disebut syarat yang mencukupkan (sufficient condition)
Contoh 50:
Andaikan : R
= r (Q) = -2 Q2 + 1000Q
C = c (Q) = Q3 -
59 Q2 + 1315 + 2000
Maka :
π = R - C = - Q + 57 Q2 – 315 Q + 2000
Agar
keuntungan maksimum : πꞌ
= 0
-3 Q2 +
114 Q – 315 = 0
-Q2 +
114 Q – 315 = 0
(Q + 3) (Q –
35) = 0
πꞌꞌ = -6 Q + 114
jika Q = 3, πꞌꞌ = -6 (3) + 114 = 96 > 0
jika Q = 35, πꞌꞌ = -6 (3) + 114 = -96 > 0
karena πꞌꞌ < 0
untuk Q = 35, maka tingkat produksi yang menghasilkan keuntungan maksimum
adalah Q = 35 unit. Adapun besarnya keuntungan maksimum yaitu:
π
= - (35)3 + 57 (35)2 – 315 (35) – 2000 = 13.925
G. Penerimaan
Pajak maksimum
Dalam saksi titik ekstrim fungsi parabolik kita telah mempelajari bahwa
jika penawaran suatu barang ditunjukan oleh persamaan P = a + bQ, dan perintah
mengenakan pajak spesifik sebesar t atas setiap unit barang yang dijual maka:
Penawaran
sesudah
pajak :
P = a bQ + t
Fungsi pajak
perunit :
t = P – a bQ
Persamaan
pajak per
unit :
t = c – dQ – a bQ = (c – a) – (d + b) Q
Total pajak yang diterima
pemerintah : T = t (Q) = (c – a) Q – (d +b) Q2
T maksimum jika Tꞌ = 0 yakni
pada Q = (c – a)/2(d +b)
|
berdasrkan bentuk persamaan terakhir yang kuadrat parabolik ini, kita
dapat menentukan pada tingkat keterjualan berapa unit barang (Q) pemerintah
akan memperoleh penerimaan maksimum dari rencana pajak spesipik yang akan
dikenakannya.
G ditnjukan
oleh persamaan P = 15 – Q sedangkan penawaran
Contoh: Jika
permintaan akan suatu barang ditunjukan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan
penawarannya P = 3 – 0,5 Q. Pemerintahan bermaksud mengenakan pajak spesifik
sebesar t atas setiap unit barang dijual. Jika penerimaan pajak aas
barang ini diinginkan maksimum, berapa besarnya pajak per unit yang harus
ditetapkan? Berapa besarnya penerimaan pajak maksimum tersebut?
Jawab: Penawaran
sesudah pajak : P = 3 + 0,5Q + t
Pajak per
unit :
t = P - 3 – 0,5
Menurut fungsi
permintaan : P = 12 – Q maka t = 12 – 15Q.
Pajak
total :
T = t. Q = 12Q – 1,5Q2
Tꞌ = dT/dQ = 12 – 3Q
Tꞌ = 0 → Q = 4
Q
=4 t = 12 – 1,5(4) = 6
T
= t.Q = 6(4) = 24
Persamaan
penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5Q + 6
=
9 + 0,5Q
Harga
keseimbangan pasar adalah 11. Jadi T akan maksimum jika t = 6, dengan Tmaks =
24
H. PENGARU
PAJAK DALAM PASAR MONOPOLI
Pajak merupakan sumber penting pendapatan negara, dapat ebrfungsi
segabai instrumen kendali atas keuntungan “berlebihan” yang dapat dikeduk oleh
penunggal (monopolist)
Penerimaan total :
R = r(Q)
Keuntungan
: π = R –C
Biaya
otal :
C = c(Q) π
= r(Q) – c (Q)
Biaya total
sedudah pajak : C = c (Q) + t(Q)
Keuntungan
sesudah pengenaan
pajak : π
= r (Q) – c(Q) – t(Q)
Pajak perunit
= t
Pajak total : T = t.Q = f (t,
Q) Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui model pengendalian persediaan atau dikenal dengan
istilah Economic Order Quantity (jumlah pemesanan ekonomis) dan dapat
diterapkan pada sistem produksi di PD Handi Meubel Cirebon. Pengendalian
persediaan sangat penting diterapkan oleh suatu perusahaan karena dapat
meminimalkan biaya persediaan. PD Handi Meubel telah melakukan perhitungan
dengan rumus umum total biaya persediaan. Lebih lanjut, peneliti mencoba
memberikan model perhitungan dengan model Economic Order Quantity (EOQ) yang
dapat memberikan keputusan tentang jumlah pemesanan. Hasil pengendalian
persediaan pada PD Handi Meubel belum ekonomis karena besar biaya pemesanan
(annual ordering cost) dan biaya penyimpanan (annual holding cost) tidak
relatif sama. Hal ini menyebabkan total persediaan tidak mampu mencapai nilai
minimum. Penerapan model EOQ dapat memberikan solusi kepada PD Handi Meubel
karena total persediaan dari perusahaan tersebut dapat mencapai nilai minimum.
Ketentuan pemesanan diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan persamaan
model EOQ yang dikenal dengan istilah Wilson Formula. Tujuan jangka panjang
dari penelitian ini bagi prodi pendidikan matematika yaitu sebagai desain bahan
ajar pada materi atau pokok bahasan yang ada di dalam mata kuliah Kalkulus
Diferensial yang berbasis pada model pengembangan bahan ajar tertentu sehingga
diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami konsep-konsep esensial yang
ada di dalam mata kuliah tersebut, sehingga kebutuhan belajar mahasiswa dapat
terpenuhi dengan baik. Target luaran yang diharapkan terlaksana setelah
penelitian ini dilakukan yaitu mempublikasikan hasil penelitian ini melalui
publikasi ilmiah, prosiding, dan pengayaan bahan ajar. Dengan demikian
diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara luas bagi perusahaan
dan mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dengan
sistem wawancara terhadap kepala produksi di PD Handi Meubel Cirebon.
No comments:
Post a Comment