BAB
13 SISTEM EKONOMI ISLAM
1. A. Pengertian Ekonomi Islam
Sistem ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi
yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai islam, bersumber dari Al Quran,
As-Sunnah, ijma dan qiyas. Ini telah dinyatakan dalam surat al maidah ayat (3).
Sistem ekonomi islam berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis,
sistem ekonomi islam memiliki sifat-sifat baik dari sistem ekonomi sosialis dan
kapitalis, namun terlepas dari sifat buruknya.
Ilmu ekonomi islam merupakan ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai
islam.
Ada beberapa pengertian Ekonomi Islam dari pakar
ekonom muslim dalam buku karya M.B Hendrie Anto diantaranya adalah :
v Ekonomi Islam adalah suatu ilmu dan aplikasi
petunjuk dan aturan syari’ah yang mencegah ketidak adilan dalam memperoleh dan
menggunakan sumber daya material agar memnuhi kebutuhan manusia dan agar dapat
menjalankan kewajibannya kepada Allah dan masyarakat (Hasanuzzaman, 1986; h.18)
v Ekonomi Islam adalah tanggapan
pemikir-pemikir muslim terhadap tantangan ekonomi pada zamannnya. Dalam upaya
ini mereka dibantu oleh Al-Qur’an dan Hadist, serta alasan dan pengalaman.
(Shidqi, 1992;h.69)
B. Sejarah Tentang System
Ekonomi Islam
Dengan hancurnya komunisme dan system ekonomi
sosialis pada awal tahun 90-an membuat system ekonomi kapitalis disanjung
sebagai satu-satunya system ekonomi yang sahih, tetapi ternyata system ekonomi
kapitalis membawa akibat negatif dan lebih buruk, karena banyak Negara miskin
bertambah miskin dan Negara kaya yang jumlahnya relative sedikit semakin
bertambah kaya. Dengan kata lain kapitalis gagal meningkatkan harkat
hidup orang banyak terutama dinegara-negara berkembang, bahkan menurut joseph
E. stiglitz (2006) kegagalan ekonomi amerika decade 90-an karena keserakahan
kapitalisme ini, ketidak berhasilan secara penuh dari system-sistem ekonomi
yang ada disebabkan karena masing-masing system ekonomi mempunyai kelemahan
atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan dengan kelebihan masing-masing.
Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing system ekonomi tersebut lebih
menonjol ketimbang kelebihannya. Itulah yang menyebabkan
timbulnya pemikiran baru tentang system ekonomi islam/syariah terutama
dikalangan Negara-negara muslim atau Negara-negara yang mayoritas penduduknya
beragama islam. Negara-negara yang berpendudukkan masyarakat muslim
mencoba untuk mewujudkan suatu system ekonomi yang didasarkan pada Al-quran dan
hadits yaitu system ekonomi syariah.
C. Karaktersitik Ekonomi Islam
1. 1. Harta kepunyaan Allah
dan Manusia merupakan Khalifah atas harta.
a)
Semua harta baik benda maupun alat-alat produksi adalah milik Allah SWT.
Seperti tercantum dalam QS. Al-Baqarah ayat 284.
b)
Manusia adalah khalifah atas harta miliknya. Seperti tercantum dalam surat
al-Hadiid ayat 7. Terdapat pula sabda Rasulullah yang juga menjelaskan bahwa
segala bentuk harta yang dimiliki manusia pda hakikatnya adalah milik Allah SWT
semata dan manusia diciptakan untuk menjadi khalifah “ Dunia ini hijau dan
manis. Allah telah menjadikan kamu khalifah (penguasa) di dunia. Karena itu
hendaklah kamu membahas cara berbuat mengenai harta di dunia ini”.
1. 2. Ekonomi Terikat dengan
akidah, Syariah (Hukum), dan Moral
Bukti-bukti hubungan ekonomi dan moral dalam islam:
a. Larangan
terhadap pemilik dalam penggunaan hartanya yang dapat menimbulkan kerugian atas
harta orang lain atau kepentingan masyarakat. Sabda Rasulullah “ Tidak boleh
merugikan diri sendiri dan juga orang lain” (HR. Ahmad)
b. Larangan melakukan
penipuan dalam transaksi, ditegaskan dalam Sabda Rasulullah “Orang-orang yang
menipu kita bukan termasuk golongan kita”.
c. Larangan
menimbun emas, perak atau sarana moneter lainnya sehingga dapat mencegah
peredaran uang dan menghambat fungsinya dalam memperluas lapangan produksi. Hal
ini sperti tercantum dalam QS 9:34.
d. Larangan melakukan
pemborosan karena dapat menghancurkan individu dalam masyarakat.
1. 3. Keseimbangan antara
Kerohanian dan Kebendaan
Aktivitas keduniaan yang dilakukan manusia tidak
boleh bertentangan atau bahkan mengorbankan kehidupan akhirat. Apa yang kita
lakukan hari ini adalah untuk mencapai tujuan akhirat kelak. Prinsip ini jelas
berbeda dengan ekonomi kapitalis maupun sosialis yang hanya bertujuan untuk
kehidupan duniawi saja. Hal ini jelas ditegaskan oleh surat al-Qashash ayat 77:
”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan. “
1. 4. Ekonomi Islam Menciptakan
Keseimbanagan Antara Kepentingan Individu dengan Kepentingan umum.
Islam tidak mengakui hak mutlak dan atau kebebasan
mutlak, tetapi mempunyai batasan-batasan tertentu termasuk dalam hak milik. Hal
ini tercantum dalam surat Al Hasyr ayat 7, al maa’uun ayat 1-3, serta surat
al-Ma’arij ayat 24-25.
1. 5. Kebebasan individu dijamin
dalam islam
Islam memberikan kebebasan tiap individu untuk
melakukan kegiatan ekonomi namun tentu saja tidak bertentangan dengan aturan
AlQuran dan AsSunnah, seperti tercantum dalam surat al Baqarah ayat 188.
1. 6. Negara diberi kewenangan
turut campur dalam perekonomian
Dalam islam, Negara berkeawjiban melindungi
kepentingan masyararakat dari keridakadilan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang taupun dai negara lain, berkewajiban memberikan kebebasan dan
jaminan sosial agar seluruh masyarakat dapat hidup dengan layak. Seperi sabda
Rasulullah “ Brangsiapa yang meninggalkan beban, hendaklah dia datang
kepada-Ku, karena akulah maula (pelindung)nya” (Al-Mustadrak oelh Al-Hakim)
1. 7. Bimbingan konsumsi
Dalam hal konsumsi, islam melarang hidup
berlebih-lebihan, terlalu hidup kemewahan dan bersikap angkuh. Hal ini
tercermin dalam surat al-A’raaf ayat 31 seta Al-Israa ayat 16.
1. 8. Petunjuk investasi
Kriteria yag sesuai daalm melakukan investasi
ada 5:
1. proyek yang baik menurut isla
2. memberikan rezeki seluas mungkin pda masyarakat
3. memberantas kekafiran,memperbaiki pendapatan dan kekayaan
4. memelihara dan menumbuhkembangkan harta
5. melindungi kepentingan anggota masyaakat.
1. 9. Zakat
Adalah karakteristik khusu yang tidak terdapat daalm
system ekonomi lainnya manapun, penggunaannya sangat efektif guna melakukan
distribusi kekayaan di masyarakat.
1. 10. Larangan riba
Islam sangat melarang munculnya riba (bunga) karean
itu merupakan salah satu penyelaewangan uang dari bidangnya. Seperi tercermin
dalam surat al-baqarah ayat 275.
1. D. Hakikat Ekonomi Islam
Dalam Islam hakikat ekonomi adalah untuk dapat kita
merasakan bahawa segala harta benda termasuk segala hal lain yang ada
hubungannya dengan ekonomiadalah kepunyaan Allah
samata-mata, bukan kepunyaan kita. Kita hanya diamanahkan oleh
Allah supaya kita dapat mengendalikan dengan sebaik-baiknya. Itulah hakikat
ekonomi Islam. Dengan demikian ekonomi yang diwujudkan di dunia ini adalah
ekonomi akhirat dengan tujuan untuk membina iman dalam diri kita. Ekonomi untuk
menginsafkan kita sebagai hamba Allah.
1. E. Konsep Ekonomi Islam
Setiap sistem ekonomi pasti didasarkan atas ideologi
yang memberikan landasan dan tujuannya, di satu pihak, dan aksioma-aksioma
serta prinsip-prinsipnya, di lain pihak. Proses yang diikuti dengan seperangkat
aksioma dan prinsip yang dimaksudkan untuk lebih mendekatkan tujuan sistem
tersebut merupakan landasan sistem tersebut yang bisa diuji. Setiap sistem
ekonomi membuat kerangka di mana suatu komunitas sosio-ekonomik dapat
memanfaatkan sumber-sumber alam dan manusiawi untuk kepentingan produksi dan
mendistribusikan hasil-hasil produksi ini untuk kepentingan konsumsi.
1. F. Tujuan Ekonomi Islam
Tujuan ekonomi Islam sangat jauh berbeza dengan
sistem ekonomi lain. Islam memandang ekonomi sebagai salah satu aspek
perjuangan untuk menegakkan agama Tuhan.
Tujuan-tujuan ekonomi Islam adalah seperti berikut:-
1)
Melahirkan kehidupan Islam dalam bidang ekonomi.
2)
Menjadikan kita memiliki harta yang dengannya dapat menjalankan ibadah seperti
zakat.
3)
Memberikan khidmat kepada masyarakat.
4)
Untuk menghindarkan dosa bersama, sebab sebahagian daripada ekonomi itu adalah
fardhu Kifayah. Ekonomi fardhu kifayah kalau tidak dibangunkan maka semua umat
Islam di tempat tersebut akan jatuh berdosa.
5)
Untuk dapat berdikari sehingga tidak bergantung kepada pihak lain. Dengan
demikian dapat hidup merdeka dengan tidak diatur oleh pihak lain.
6)
Untuk memenafaatkan sumber semulajadi dan hasil bumi supaya tidak membazir dan
berlaku pemborosan.
7)
Menghidarkan supaya bahan-bahan mentah tidak terjatuh ke tangan orang yang
derhaka kepada Tuhan yang pada akhirnya akan menyalahgunakan nikmat-nikmat itu.
8)
Membuka peluang pekerjaan kepada masyarakat dan mengatasi masalah pengganguran.
9)
Untuk mensyukuri nikmat Tuhan.
Untuk membuat kebaikan sebanyak-banyaknya kepada
manusia melalui ekonomi.
Inilah tujuan ekonomi Islam. Kesepuluh perkara ini hendaklah ditanam betul-betul dalam dalam fikiran dan hati barulah boleh ekonomi Islam dilaksanakan.
Inilah tujuan ekonomi Islam. Kesepuluh perkara ini hendaklah ditanam betul-betul dalam dalam fikiran dan hati barulah boleh ekonomi Islam dilaksanakan.
EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL
Sistem ekonomi menunjuk pada satu kesatuan mekanisme dan lembaga pengambilan
keputusan yang mengimplementasikan keputusan tersebut terhadap produksi,
konsumsi dan distribusi pendapatan. Karena itu, sistem ekonomi merupakan
sesuatu yang penting bagi perekonomian suatu negara. Sistem ekonomi terbentuk
karena berbagai faktor yang kompleks, misalnya ideologi dan sistem kepercayaan,
pandangan hidup, lingkungan geografi, politik, sosial budaya, dan lain-lain.
Pada saat ini terdapat berbagai macam sistem ekonomi
negara-negara di dunia.Meskipun demikian secara garis besar, sistem ekonomi
dapat dikelompokkan pada dua kutub, yaitu kapitalisme dan sosialisme.
Sistem-sistem yang lain seperti welfare state, state capitalism, market
socialisme, democratic sosialism pada dasarnya bekerja pada bingkai kapitalisme
dan sosialisme. Akan tetapi, sejak runtuhnya Uni Soviet, sistem sosialisme
dianggap telah tumbang bersama runtuhnya Uni Soviet tersebut.Dalam konteks
tulisan ini, maksud ekonomi konvensional adalah sistem ekonomi kapitalisme yang
hingga kini masih menjadi sistem ekonomi kuat di dunia.
1. A. PERBEDAAN EKONOMI SYARIAH DENGAN EKONOMI
KONVENSIONAL
1. 1. Ekonomi
Syariah
Krisis ekonomi yang sering terjadi ditengarai adalah
ulah sistem ekonomi konvensional, yang mengedepankan sistem bunga sebagai
instrumen provitnya. Berbeda dengan apa yang ditawarkan sistem ekonomi syariah,
dengan instrumen provitnya, yaitu sistem bagi hasil.
Sebenarnya Ekonomi Islam adalah satu sistem yang
mencerminkan fitrah dan ciri khasnya sekaligus.Dengan fitrahnya ekonomi Islam
merupakan satu sistem yang dapat mewujudkan keadilan ekonomi bagi seluruh umat.
Sedangkan dengan ciri khasnya, ekonomi Islam dapat menunjukkan jati
dirinya dengan segala kelebihannya, pada setiap sistem yang dimilikinya.
1. 2. Ekonomi Konvensional
Sistem ekonomi konvensional atau juga dikenal dengan
sistem ekonomi kapitalis diawali dengan terbitnya buku The Wealth of Nation
karangan Adam Smith pada tahun 1776.Pemikiran Adam Smith memberikan inspirasi
dan pengaruh besar terhadap pemikiran para ekonom sesudahnya dan juga pengambil
kebijakan negara.
Lahirnya sistem ekonomi kapitalis, sebenarnya
merupakan perkembangan lebih lanjut dari perkembangan pemikiran dan
perekonomian benua Eropa pada masa sebelumnya.Pada suatu masa, di Benua Eropa
pernah ada suatu zaman dimana tidak ada pengakuan terhadap hak milik manusia,
melainkan yang ada hanyalah milik Tuhan yang harus dipersembahkan kepada
pemimpin agama sebagai wakil mutlak dari Tuhan.Pada zaman tersebut yang
kemudian terkenal dengan sistem universalisme.Sistem ini ditegakkan atas dasar
keyakinan kaum agama “semua datang dari Tuhan, milik Tuhan dan harus
dipulangkan kepada Tuhan”.
1. 3. Ciri Khas Ekonomi Syariah
Tidak banyak yang
dikemukakan dalam Al Qur’an, dan hanya prinsip-prinsip yang mendasar saja.
Karena alasan -alasan yang sangat tepat, Al Qur’an dan Sunnah banyak sekali
membahas tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku sebagai produsen,
konsumen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem ekonomi.
Sebagaimana diungkapkan dalam pembahasan diatas, ekonomi dalam Islam harus
mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.
Selain itu, ekonomi syariah menekankan empat sifat,
antara lain:
1.
Kesatuan (unity)
2.
Keseimbangan (equilibrium)
3.
Kebebasan (free will)
4.
Tanggungjawab (responsibility)
1. 4. Ciri Khas
Ekonomi Konvensional
Dalam dunia nyata, kapitalisme tidak memiliki bentuk
yang tunggal.Ia memiliki ragam yang tidak selalu sama di antara Negara -negara
yang menerapkannya, dan ia seringkali berubah-ubah dari waktu ke waktu. Hal ini
paling tidak disebabkan oleh dua hal, ada banyak ragam pendapat dari para
pemikir, definisi kapitalisme selalu berubah-ubah sesuai dengan situasi dan
kondisi dan modifikasi ini telah berlangsung berabad – abad.
1. B. TUJUAN EKONOMI
1. 1. Ekonomi Islam
Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan
keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan semata-semata hanya
untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh mahluk hidup di muka bumi. Esensi
proses Ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan
nilai-nilai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah).
Tujuan ekonomi Islam dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting.
Kesejahteraan ini mencakup kesejahteraan individu, masyarakat dan negara.
2. Tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum,
pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, keamanan serta sistem negara
yang menjamin ter laksananya kecukupan kebutuhan dasar secara adil.
3. Penggunaan sumber daya secara optimal, efisien, efektif, hemat dan
tidak membazir.
4. Distribusi harta,kekayaan,pendapatan dan hasil pembangunan secara
adil dan merata
5. Menjamin kebebasan individu. Kesamaman hak, peluang dan keadilan.
1. 2. Ekonomi Konvensional
Ekonomi konvensional sangat memegang teguh asumsi
bahwa tindakan individu adalah rasional. Rasionality assumption dalam ekonomi
menurut Roger LeRoy Miller adalah individuals do not intentionally make
decisions that would leave them worse off.Ini berarti bahwa rasionaliti
didefinisikan sebagai tindakan manusia dalam memenuhi keperluan hidupnya yaitu
memaksimumkan kepuasan atau keuntungan senantiasa berdasarkan pada keperluan
(need) dan keinginan-keinginan (want) yang digerakkan oleh akal yang sehat dan
tidak akan bertindak secara sengaja membuat keputusan yang bisa merugikan
kepuasan atau keuntungan mereka.
1. C. PERMASALAHAN DASAR EKONOMI
Tuhan menciptakan alam dan seisinya untuk manusia,
untuk kesejahteraan manusia. Lalu setelah itu apa yang harus dilakukan manusia.
Tentu manusia sepantasnya taat kepada Tuhan, menjalankan perintahnya dan menjauhi
larangannya.Sebuah kalimat yang mudah diucapkan, namun mudah-mudahan dapat
dilaksanakan secara istiqomah.Kembali pada kebutuhan.Keingingan untuk memenuhi
kebutuhan hidup merupakan naluri setiap makhluk yang hidup di bumi.Kebutuhan
dan keinginan merupakan suatu hal yang mirip.Kebutuhan tidak bisa ditinggalkan
sedangkan keinginan bisa di tunda.
1. D. Konsep Produksi Dalam Ekonomi Islam
1. 1. Definisi Dan Perilaku
Produksi
Produksi merupakan proses untuk menghasilkan suatu
barang dan jasa, atau proses peningkatan utility (nilai) suatu benda. Dalam
istilah ekonomi, produksi merupakan suatu proses (siklus) kegiatan-kegiatan
ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan memanfaatkan
faktor-faktor produksi (amal/kerja, modal, tanah) dalam waktu tertentu.
Beberapa nilai yang dapat dijadikan sandaran oleh
produsen sebagai motivasi dalam melakukan produksi, yaitu:
o Profit sebagai target utama dalam produksi, namun dalam system
ekonomi islam perolehan secara halal dan adil dalam profit merupakan motifasi
utama dalam berproduksi.
o Produsen harus memperhatikan dampak social (social return) sebagai
akibat atas proses produksi yang dilakukan. Dampak negative dari proses
produksi yang berimbas pada masyarakat dan lingkungan, seperti limbah
produksi, pencemaran lingkungan, kebisingan, maupun gangguan lainnya. Produsen
muslim tidak akan memproduksi barang dan jasa yang bersifat tersier dan skunder
selama kebutuhan primer masyarkat terhadap barang dan jasa belum terpenuhi.
o Produsen harus memperhatikan nilai-nilai spiritualisme, dimana nilai
tersebut harus dijadikan sebagai penyeimbang dalam melakukan produksi. Dalam
menetapkan harga barang dan jasa harus berdasarkan nilai-nilai keadilan. Upah
yang diberikan kepada karyawan harus mencerminkan daya dan upaya yang telah
dilakukan oleh karyawan, sehingga tidak terdapat pihak yang
tereksploitasi.
Berbagai usaha yang dipandang dari sudut ekonomi
mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencari keuntungan maksimum dengan jalan
mengatur penggunaan faktor-faktor produksi seefisien mungkin, sehingga usaha
untuk memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang paling efisien.
Dalam prakteknya bagi setiap perusahaan pemaksimuman keuntungan belum tentu
merupakan satu-satunya tujuan. Seorang pengusaha muslim terikat dengan beberapa
aspek dalam melakukan produksi, antara lain:
o Berproduksi merupakan ibadah, sehingga seorang muslim berproduksi
sama artinya dengan mengaktualisasikan keberadaan Allah SWT yang telah diberikan
kepada manusia.
o Faktor produksi yang digunakan untuk menyelenggarakan proses
produksi sifatnya tidak terbatas, manusia perlu berusaha mengoptimalkan segala
kemampuannya yang telah diberikan Allah SWT. Seorang muslim tidak akan kecil
hati bahwa Allah tidak akan memberikan rezeki kepadanya.
o Seorang muslim yakin bahwa apapun yang diusahakannya sesuai dengan
ajaran Islam tidak akan membuat hidupnya kesulitan.
o Berproduksi bukan semata-mata karena keuntungan yang diperolehnya
tetapi uga seberapa penting manfaat dari keuntungan tersebut untuk kemaslahatan
umum. Dalam konsep islam harta adalah titipan Allah yang dipercayakan untuk
diberikan kepada orang-orang yang tertentu, harta bagi seorang muslim bermakna
amanah.
o Seorang muslim menghindari praktek produksi yang mengandung unsur
haram atau riba, pasar gelap dan spekulasi
Dalam usahanya untuk meproduksi barang-barang yang diperlukan masyarakat dan
memperoleh keuntungan maksimum dari usaha tersebut. Masalah pokok yang harus
dipecahkan oleh produsen adalah bagaimana komposisi dari faktor-faktor produksi
yang digunakan, dan untuk masing-masing faktor produksi tersebut berapakah
jumlah yang akan digunakan. Di dalam memcahkan persoalan ini ada dua aspek yang
harus diperhatikan, yaitu:
o Komposisi faktor produksi yang bagaimana bagi seorang muslim untuk
menciptakan tingkat produksi yang tinggi? atau
o Komposisi faktor produksi yang bagaimana seorang muslim untuk
meminimumkan biaya produksi yang dikeluarkan untuk mencapai suatu tingkat
produksi tertentu?
Di dalam memikirkan aspek yang kedua, sebagai seorang muslim harus
memperhatikan:
o Besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan
digunakan dan
o Besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh faktor
produksi yang ditambah tersebut.
1. 2. Faktor Produksi
Di kalangan para ekonomi Muslim, belum ada
kesepakatan tentang faktor-faktor produksi, karena terdapat perbedaan pendapat
dari para ulama. Menurut Al-Maududi dan Abu-Su’ud, faktor produksi terdiri atas
amal/kerja (labor), tanah (land), dan modal (capital). Uraian ini berbeda
dengan M.A. Mannan yang menyatakan bahwa faktor produksi hanya berupa
amal/kerja dan tanah. Menurutnya capital (modal) bukanlah merupakan faktor
produksi yang independen, karena capital (modal) bukanlah merupakan faktor
dasar. Menerut An-Najjar, faktor produksi hanya terdiri dari dua elemen, yaitu
amal (labor) dan capital. Abu Sulaiman menyatakan, amal bukanlah merupakan
faktor produksi. Dalam syariah islam, dasar hukum transaksi (muamalah) adalah
ibahah (diperbolehkan) sepanjang tidak ditemukannya larangan dalam nash atau
dalil.
1. a. Amal/Kerja (Labor)
2. b. Bumi/Tanah (Land)
3. c. Modal (Capital)
1. a. Perilaku Produsen
Di dalam memproduksi output produsen dapat
menggunakan faktor- faktor atau variabel yang mempengaruhinya. Dalam
memproduksi output dapat digunakan hanya satu variabel, namun juga dapat
dilakukan dengan lebih dari satu variabel.
1. b. Mekanisme Produksi Islami
Perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi konvensional adalah pada filosofi
ekonomi yang dianutnya dan bukan pada ilmu ekonominya. Filosofi ekonomi
memberikan ruh pemikiran dengan nilai- nilai islam dan batasan- batasan
syari’ah.
Gambaran mekanisme produksi islami dapat dilakukan dengan menggunakan analisis
kuva atau garis. Gambaran mekanisme produksi adalah menunjukkan hubungan antara
jumlah barang yang diproduksi dan biaya yang dikeluarkan.
1. a. Kurva Biaya (Cost)
2. b. Kurva Penerimaan (Revenue)
1. c. Dampak Produksi Bagi
Seorang Muslim
2. Berproduksi merupakan bagian dari sikap syukur atas nikmat Allah
SWT. Anugerah yang diberikan Allah adalah untuk keharmonisan dalam hidup dan
kehidupan ini yang mampu menjadikan suasan lebih kondusif dalam melakukan
usaha. Ada bebrapa dampak yang timbul bila seorang muslim melakukan usaha
sesuai dengan ajaran Islam, yaitu:
3. Menimbulkan sikap syukur yang timbul atas kesadaran bahwa apa pun
yang ia temui bisa dimanfaatkan sebagai input produksi.
4. Ajaran Islam menjadikan manusia untuk tidak mudah putus asa dalm
produksi karena suatu alasan tidak terpenuhi kebutuhan hidupnya sehingga
produksi dalam Islam akan mendorong seorang muslim untuk melakukan usaha yang
lebih kreatif.
5. Seorang muslim akan menjauhi praktek produksi yang merugikan orang
lain atau kepentingan-kepentingan sesaat, contohnya riba.
6. Keuntungan dikenakan didasarkan atas keuntungan yang tidak merugikan
konsumen maupun produsen lain.
No comments:
Post a Comment