Job Costing

POKOK BAHASAN 3: PENENTUAN DAN PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA SUBPOKOK BAHASAN: 1.1. Biaya bahan baku. 1.2. Akuntansi bahan baku. 1.3. Prosedur pengendalian bahan baku. 1.4. Biaya tenaga kerja. 1.5. Akuntansi biaya tenaga kerja. 1.6. Masalah khusus yang berhubungan dengan biaya tenaga kerja. MATERI KULIAH: 1.1. Biaya Bahan Baku Biaya bahan dapat dibedakan menjadi biaya bahan baku dan biaya bahan penolong. Biaya bahan baku adalah bahan yang identitasnya dapat dilacak pada produk jadi dan yang diproses menjadi produk jadi dengan menggunakan tenaga kerja dan overhead pabrik. Biaya bahan baku merupakan salah satu elemen biaya utama. Bahan penolong adalah bahan yang indentitasnya tidak dapat dilacak pada produk jadi dan nilai relatif tidak material. Biaya bahan penolong merupakan elemen biaya overhead pabrik. 1.2. Akuntansi Bahan Baku Akuntansi terhadap bahan baku dibedakan menjadi akuntansi pembelian bahan baku dan akuntansi pemakaian bahan baku. Prosedur pembelian bahan terdiri atas (1) permintaan pembelian, (2) pesanan pembelian, dan (3) penerimaan bahan. Oleh karena itu, terdapat 3 dokumen pembelian bahan, yaitu (1) Surat Permintaan Pembelian (lihatFigure 3-1 pada Polimeni-Ch.3-hal 92), (2) Surat Pesanan Pembelian (lihat Figure 3-2pada Polimeni-Ch.3-hal 92), dan (3) Laporan Penerimaan Barang (lihat Figure 3-3pada Polimeni-Ch.3-hal 93). Atas dasar 3 dokumen inilah pembelian bahan dicatat. Pencatatan persediaan bahan dapat menggunakan metode phisik maupun metode perpetual. Metode perpetual lebih baik untuk tujuan pengendalian dan lebih informatif dari pada metode phisik. Oleh karena itu, perusahaan menengah dan besar umumnya menggunakan metode perpetual. Contoh PT Sejahtera membeli secara kredit 100 unit bahan baku seharga Rp5.000,00 per unit dan 20 unit bahan penolong seharga Rp1.000,00 per unit. Dari bahan yang dibeli tersebut, bahan baku yang dipakai adalah 30 unit dan bahan penolong yang dipakai adalah 10 unit. Metode pencatatan persediaan yang digunakan adalah metode perpetual. Pertanyaan: 1. Buatlah jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku dan bahan penolong tersebut. 2. Buatlah jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku dan bahan penolong. 1.3. Prosedur Pengendalian Bahan Baku Pengendalian bahan baku dimaksudkan agar proses produksi dapat berjalan lancar, dalam arti bahan baku tersedia saat dibutuhkan, dan pengadaan bahan baku dilakukan secara efisien. Prosedur pengendalian bahan baku dapat menggunakan lima metode, yaitu (1) order cycling, (2) the min-max method, (3) the two-bin method, (4) the automatic order system, (5) the ABC plan. Metode order cycling adalah metode pengendalian bahan baku yang me-reviewbahan baku secara periodik, misal setiap 30 hari. Jangka waktu me-review dipengaruhi oleh jenis bahan bakunya. Bahan baku yang esensial membutuhkan jangka waktureview yang lebih pendek dibanding bahan baku yang kurang penting. Pada saat dilakukan review, pemesanan bahan baku dibuat sehingga pada saat dibutuhkan bahan baku akan tersedia. Metode the min-max adalah metode pengendalian bahan baku yang didasarkan atas asumsi bahwa persediaan bahan baku berada pada dua tingkat, yaitu tingkat maksimum dan tingkat minimum. Jika tingkat maksimum dan tingkat minimum sudah ditetapkan, maka pada saat persediaan menuju ke tingkat minimum pemesanan bahan baku harus dilakukan untuk menempatkan persediaan pada tingkat maksimum. Metode the two-bin method adalah metode pengendalian bahan baku yang dipakai jika bahan bakunya relatif tidak mahal. Dalam metode ini, bahan baku dipisahkan menjadi dua bagian yang disimpan dalam ruangan yang terpisah. Bagian pertama adalah bahan baku yang akan digunakan selama periode saat bahan baku diterima dan saat pemesanan dilakukan. Bagian kedua adalah bahan baku yang akan digunakan dalam periode saat pemesanan dan saat pengiriman. Pemesanan bahan dilakukan pada saat bahan bagian pertama sudah digunakan. Metode pemesanan otomatis (the automatic order system) adalah metode pengendalian bahan baku yang secara otomatis akan melakukan pemesanan bahan baku jika persediaan mencapai jumlah tingkat pemesanan kembali. Metode ini akan optimal jika digunakan komputer untuk mengadministrasikan persediaan bahan baku. Metode ABC (the ABC plan) digunakan jika perusahaan mempunyai persediaan bahan baku dalam jumlah besar dengan nilai yang berbeda-beda. Pengendalian bahan baku yang nilainya tinggi berbeda dengan persediaan yang nilainya rendah. Dalam metode ABC, persediaan bahan baku digolongkan menjadi tiga kelompok atas dasar nilainya, yaitu (1) kelompok A yang nilainya tertinggi, (2) kelompok B yang nilainya sedang, dan (3) kelompok C yang nilainya terendah. Kelompok A mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: (1) jumlah persediaan minimal kecil, (2) tingkat review tinggi, (3) tingkat pemesanan tinggi, (4) membutuhkan pencatatan rinci, dan (5) tingkat pengawasan tinggi. Kelompok C mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: (1) jumlah persediaan minimal besar, (2) tingkat review rendah, (3) tingkat pemesanan rendah, (4) tidak membutuhkan pencatatan perpetual, dan (5) tingkat pengawasan rendah. Contoh Berikut ini adalah informasi tentang pemakaian bahan baku selama tahun 1999 dan harga pokok bahan baku per unit. Jenis Bahan Baku Pemakaian Bahan per Tahun Harga Pokok per Unit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 800 unit 1.600 unit 2.600 unit 4.500 unit 4.500 unit 5.000 unit 5.000 unit 12.000 unit 14.000 unit Rp20.000,00 7.500,00 10.000,00 1.000,00 2.000,00 50,00 1.050,00 50,00 100,00 Pertanyaan: Buatlah pengelompokkan bahan baku menurut metode ABC. 1.4. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang digunakan untuk memproses bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja dibedakan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang langsung menangani proses pengubahan bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu elemen biaya utama. Biaya tenaga kerja tidak langsung menjadi elemen biaya overhead pabrik. 1.5. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Akuntansi biaya tenaga kerja dibedakan ke dalam tiga kegiatan, yaitu (1) penghitungan biaya tenaga kerja per karyawan, (3) perhitungan total biaya tenaga kerja, dan (3) alokasi biaya tenaga kerja. Untuk melakukan kegiatan tersebut diperlukan dokumen kartu jam hadir (time card/clock card) dan kartu jam kerja (labor job ticket). Kartu jam hadir mencatat jam kerja karyawan setiap harinya, sedang kartu jam kerja mencatat jam kerja yang dilakukannya untuk mengerjakan produk tertentu. Contoh kartu jam hadir: Nama karyawan: No. Induk: Minggu yang berakhir: Bagus Santoso 101115 8 Juli 2000 Minggu 2/7/2000 Senin 3/7/2000 Selasa 4/7/2000 Rabu 5/7/2000 Kamis 6/7/2000 Jum'at 7/7/2000 Sabtu 8/7/2000 - 08.00 08.00 08.00 08.00 08.00 - - 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 - - 16.00 16.00 16.00 16.00 16.00 - Jumlah jam kerja normal: Lembur: Total jam kerja 35 jam 0 jam 35 jam Istirahat: jam 12.00 - 13.00 Contoh kartu jam kerja: KARTU JAM KERJA Produk No.: Tanggal: Mulai: Istirahat: Berakhir: Total: 100 8/7/2000 08.00 1 jam 16.00 7 jam Departemen: Karyawan: Tarif upah: Total upah: Pemotongan Bagus Santoso Rp2.000,00 Rp14.000,00 Biaya tenaga kerja (upah) untuk setiap karyawan dihitung atas dasar "kartu jam hadir", sedang biaya tenaga kerja secara total dihitung dengan menjumlah biaya tenaga kerja per karyawan. Selanjutnya total biaya tenaga kerja ini harus dialokasikan/dibebankan kepada pesanan tertentu, departemen tertentu atau produk tertentu yang menikmati biaya tersebut. Pembebanan ini didasarkan atas jumlah jam kerja yang terdapat dalam "kartu jam kerja". Contoh PT Makmur membayar gaji dan upah karyawannya setiap tanggal 25 per bulannya. Gaji dan upah yang dibayar tanggal 25 Juli 2000 adalah: Biaya tenaga kerja langsung (produksi) Rp10.000.000,00 Biaya tenaga kerja tidak langsung (produksi) 2.000.000,00 Biaya tenaga kerja Bagian Administrasi 5.000.000,00 Biaya tenaga kerja Bagian Pemasaran 3.000.000,00 Total gaji dan upah Rp20.000.000,00 Potongan-potongan: Pajak penghasilan karyawan (1.500.000,00) Iuran pensiun (400.000,00) Iuran koperasi (100.000,00) Gaji dan upah yang dibayar Rp18.000.000,00 Iuran pensiun dan iuran koperasi diserahkan oleh perusahaan setiap akhir bulan, sedang PPh karyawan disetor ke kas negara melalui bank persepsi setiap tanggal 10 bulan berikutnya. Pertanyaan: 1. Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dan upah pada tanggal 25 Juli 2000. 2. Buatlah jurnal untuk mencatat penyerahan iuran pensiun dan iuran koperasi pada tanggal 31 Juli 2000. 3. Buatlah jurnal untuk mencatat setoran PPh karyawan pada tanggal 10 Agustus 2000. 1.6. Masalah Khusus yang Berhubungan dengan Biaya Tenaga Kerja Masalah-masalah yang berhubungan dengan biaya tenaga kerja, termasuk akuntansinya, terdiri atas (1) pajak, (2) shift premium, (3) overtime premium, (4) idle time, (5) minimum guaranteed wage and incentive plans. Pajak Penghasilan Karyawan Pajak penghasilan karyawan adalah pajak yang dikenakan terhadap karyawan atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Contoh Berikut ini adalah upah yang diterima oleh dua karyawan UD Aneka pada bulan Juli 2000: Nama Hari Kerja Tarif Upah/Hari Status Riyanto 24 Rp25.000,00 Kawin, tanpa anak Novianto 25 Rp20.000,00 Kawin, 2 anak Upah tersebut dibayar setiap akhir bulan, sedang PPh karyawan disetor ke kas negara setiap tanggal 10 bulan berikutnya. Pertanyaan: 1. Hitunglah PPh kedua karyawan tersebut untuk bulan Juli 2000. 2. Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dan upah pada tanggal 31 Juli 2000. 3. Buatlah jurnal untuk mencatat setoran PPh karyawan pada tanggal 10 Agustus 2000. 1. Perhitungan PPh Karyawan: a. Riyanto: Upah Juli 2000 = 24 x Rp25.0000,00 = Rp600.000,00 Upah setahun = 12 x Rp600.000,00 = Rp7.200.000,00 PTKP setahun: Untuk wajib pajak = Rp2.880.000,00 Untuk wajib pajak kawin = 1.440.000,00 4.320.000,00 Penghasilan kena pajak Rp2.880.000,00 PPh setahun = 10% x Rp2.880.000,00 = Rp288.000,00 PPh sebulan (Juli 2000) = Rp288.000,00/12 = Rp24.000,00 b. Novianto: Upah Juli 2000 = 25 x Rp20.0000,00 = Rp500.000,00 Upah setahun = 12 x Rp500.000,00 = Rp6.000.000,00 PTKP setahun: Untuk wajib pajak = Rp2.880.000,00 Untuk wajib pajak kawin = 1.440.000,00 Tambahan 2 anak = 2.880.000,00 7.200.000,00 Penghasilan kena pajak Rp0,00 PPh setahun = nihil PPh sebulan = nihil Biaya Gaji dan Upah = 1.100.000 dan PPh Karyawan 24.000 PBDP 1.100.000 Utang PPh Karyawan Rp24.000 Kas 1.076.000 Utang PPh Karyawan Rp24.000 Kas Rp24.000 Jika disesuaikan perhitungan PPH 21 nya dengan aturan sekarang!!!!!! 2. Perhitungan PPh Karyawan: a. Riyanto: Upah Juli 2008 = 24 x Rp25.0000,00 = Rp600.000,00 Upah setahun = 12 x Rp600.000,00 = Rp7.200.000,00 PTKP setahun: Untuk wajib pajak = Rp13.200.000,00 Untuk wajib pajak kawin = 1.200.000,00 14.400.000,00 Penghasilan kena pajak Rp00,00 PPh setahun = Rp00,00 PPh sebulan (Juli 2008) = Rp0 b. Novianto: Upah Juli 2008 = 25 x Rp20.0000,00 = Rp500.000,00 Upah setahun = 12 x Rp500.000,00 = Rp6.000.000,00 PTKP setahun: Untuk wajib pajak = Rp13.200.000,00 Untuk wajib pajak kawin = 1.200.000,00 Tambahan 2 anak = 2.400.000,00 16.800.000,00 Penghasilan kena pajak Rp0,00 PPh setahun = nihil PPh sebulan = nihil Shift Premium Shift premium adalah perbedaan tarif upah yang disebabkan karena perbedaan shift kerja. Shift premium ini diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik. Contoh PT Sentosa berproduksi dalam tiga shift setiap harinya, yaitu shift pertama: jam 07.00 s.d. 15.00, shift kedua: jam 15.00 s.d. 23.00, dan shift ketiga: jam 23.00 s.d. 07.00. Tarif upah untuk shift pertama adalah Rp1.500,00, shift kedua Rp2.000,00, dan shift ketiga Rp2.500,00. Dalam bulan Juli 2000, total jam kerja untuk setiap shift adalah: shift pertama 50 jam, shift kedua 40 jam, dan shift ketiga 40 jam. Pertanyaan: 1. Hitunglah total biaya tenaga kerja normal. 2. Hitunglah shift premium. 3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja tersebut pada akhir Juli 2000 (asumsinya gaji dan upah dibayar tanggal 1 bulan berikutnya). Overtime Premium Overtime premium (lembur) adalah selisih jam kerja di atas jam kerja normal dikalikan dengan selisih tarif upah. Tarif lembur ditetapkan lebih tinggi dari pada tarif upah normal, biasanya tarif upah lembur 1,5 kali tarif upah normal. Perlakuan akuntansi terhadap overtime premium dipengaruhi oleh penyebab terjadi lembur. Ada tiga perlakuan akuntansi terhadap overtime premium: (1) overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung (biaya overhead pabrik), (2) overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja langsung (persediaan barang dalam proses), dan (3) overtime premium diakui sebagai elemen rugi-laba (rugi kelebihan jam kerja). Overtime premium (lembur) diakui sebagai biaya overhead pabrik jika terjadinya lembur sudah direncanakan sebelumnya. Overtime premium diakui sebagai persediaan barang dalam proses jika terjadinya lembur karena kebutuhan tambahan waktu untuk segera menyelesaikan pesanan atau produk tertentu sesuai permintaan. Overtime premium diakui sebagai rugi kelebihan jam kerja jika terjadinya karena kesalahan karyawan atau kemampuan karyawan yang rendah. Contoh Dalam bulan Juli 2000, jam kerja karyawan adalah 180 jam. Dari 180 jam kerja tersebut, 144 jam adalah jam kerja normal. Tarif jam kerja normal adalah Rp6.000,00, sedang tarif jam lembur adalah Rp9.000,00. Upah bulan Juli 2000 akan dibayar pada awal Agustus 2000. Pertanyaan: 1. Hitunglah biaya tenaga kerja normal dan overtime premium selama bulan Juli 2000. 2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada akhir Juli 2000 jika overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung. 3.      Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada akhir Juli 2000 jika overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja langsung. 4. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada akhir Juli 2000 jika overtime premium diakui sebagai elemen rugi-laba. Idle Time Idle time adalah biaya tenaga kerja yang tetap dibayar walaupun karyawan tidak mengerjakan proses produksi. Penyebab idle time dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) sifat proses produksi menyebabkan karyawan tertentu harus menunggu terlebih dahulu pada saat tertentu (2) karyawan mengganggur akibat kesalahan yang dilakukannya. Idle time yang diakibatkan sebab pertama diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik, sedang yang diakibatkan sebab kedua diperlakukan sebagai rugi idle time. Contoh Dalam bulan Juli 2000, Hartono bekerja selama 160 jam. Dari 160 jam kerja tersebut, 16 jam adalah idle time. Tarif upah per jam Rp8.000,00. Upah bulan Juli 2000 akan dibayar pada awal Agustus 2000. Pertanyaan: 1. Hitunglah biaya tenaga kerja normal dan idle time untuk Hartono. 2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan upah Hartono pada akhir Juli 2000 jika idle time diakui sebagai biaya overhead pabrik. 3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan upah Hartono pada akhir Juli 2000 jika idle time diakui sebagai rugi idle time. Minimum Guaranteed Wage And Incentive Plans Upah langsung biasanya dibayar atas dasar unit yang diproduksi atau jam kerja yang dilakukan dikalikan dengan tarif upahnya. Untuk meningkatkan produktifitas karyawan, banyak perusahaan yang menetapkan upah dengan sistem insentif. Sistem upah ini akan menguntungkan baik bagi karyawan lama maupun karyawan baru. Karyawan lama dengan tingkat kemahiran (skill) yang sudah tinggi mempunyai produktifitas di atas normal sehingga selain mendapat upah normal juga akan mendapat insentif. Karyawan baru karena belum mempunyai keahlian produktifitasnya di bawah normal tetapi karyawan tersebut tetap mendapat upah normal. Sistem insentif semacam ini disebut the Gant Task System yang contoh perhitungannya dapat dilihat dalam Contoh 1. Kekurangan produktifitas karyawan baru diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya. Selain the Gant Task System tersebut di atas, sistem insentif dapat menggunakanBonus Plan and the Taylor Differential Piece-Rate System. Dalam sistem ini, karyawan yang telah memenuhi atau melampaui standar tertentu akan mendapat bonus. Standar tersebut bisa berupa masa kerja atau unit produk. Bonus yang diterima karyawan akan diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya. Bonus ini umumnya akan diterima karyawan pada akhir tahun. Perhitungan bonus dengan sistem ini dapat dilihat contohnya dalam Contoh 2. Selain sistem tersebut di atas, peningkatan produktifitas karyawan dapat dilakukan dengan memberikan uang cuti. Uang cuti yang diterima karyawan didasarkan atas standar yang ditetapkan, misal masa kerja. Uang cuti ini diambil pada saat karyawan mengambil cuti tahunan. Uang cuti akan diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya. Perhitungan uang cuti ini dapat dilihat contohnya dalam Contoh 3. Contoh 1 PT Tinomas pada tahun 2000 menetapkan upah dengan sistem insentif. Karyawan langsung pabrik dibayar dengan tarif upah Rp3.000,00 per unit dengan upah minimum Rp800.000,00 per bulan. Berikut ini adalah data unit produk yang dihasilkan oleh setiap karyawan yang semuanya bekerja penuh dalam bulan Juli 2000. Nama Unit Produk Andi Hermanto Bagyo Purwanto Edi Santoso Feri Setiawan Gani Handoko Handi Nugroho 240 unit 275 unit 250 unit 285 unit 270 unit 265 unit Pertanyaan: 1. Hitunglah upah setiap karyawan atas dasar produktifitasnya, upah yang diterima setiap karyawan, dan selisih kurang upah karyawan. 2. Buatlah jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja bulan Juli 2000 tersebut jika upah dibayar setiap tanggal 1 bulan berikutnya. Contoh 2 PT Candi Indah setiap akhir tahun memberi penghargaan berupa bonus sebesar dua bulan upah kepada karyawan yang telah bekerja lebih dari satu tahun. Berikut ini adalah data masa kerja dan upah per bulan karyawan PT Candi Indah pada bulan Juli 2000. Nama Masa Kerja Upah Bulanan Agung Susetyo Bagus Indrawan Candra Darusman Dedi Hartawan Endro Gunawan Hary Ramelan 3 tahun 10 tahun ½ tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun Rp420.000,00 570.000,00 396.000,00 360.000,00 468.000,00 510.000,00 Pertanyaan: 1. Hitunglah bonus yang terutang untuk setiap karyawan per bulan. 2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada tanggal 31 Juli 2000. Contoh 3 PT Harapan mempunyai kebijakan untuk memberikan uang cuti tahunan jika telah bekerja selama 1 tahun. Pemberian uang cuti diatur dengan ketentuan sebagai berikut. Masa kerja 1 .s.d. 5,99 tahun mendapat uang cuti 1 minggu upah. Masa kerja 6 .s.d. 10 tahun mendapat uang cuti 2 minggu upah. Masa kerja lebih dari 10 tahun mendapat uang cuti 3 minggu upah. Berikut ini adalah data tentang masa kerja dan upah bulanan pada Juli 2000. Nama Masa Kerja Upah Mingguan Abu Asmoko Cecep Lesmana Lambang Ashari Landu Ismanto Nanang Hadi Sardi Haryanto Tatang Yunus Bondan Himawan Toro Hermawan Tino Sunarto 6 tahun 1½ tahun 7 tahun 5¾ tahun 12 tahun 8 tahun ½ tahun 1 tahun 9 tahun 15 tahun Rp210.000,00 180.000,00 300.000,00 270.000,00 392.000,00 288.000,00 150.000,00 150.000,00 300.000,00 440.000,00
Share:

No comments:

Post a Comment

Keep Traveling

Total Pageviews

Popular

Blog Archive

Recent Posts