AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN


AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN
Dalam PSAK no. 31 revisi 2000, pendapatan bunga bank diakui secara accrual kecuali pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produktif lainnya yang nonperforming (aktiva produktif yang kolektibilitasnya tergolong kurang lancar, diragukan dan macet menurut kriteria BI) yang diakui saat pendapatan tersebut benar telah diterima.

Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti :
pendapatan bunga
pendapatan provisi kredit
pendapatan komisi
pendapatan lainnya sebagai akibat dari transaksi bank baik yang merupakan kegiatan utama ataupun bukan.

Dalam praktik perbankan, pengakuan pendapatan dan beban bunga merupakan suatu hal yang sangat fundamental, dan menjadi dasar utama dalam menentukan profitabilitas suatu bank. Hal ini disebabkan karena kegiatan utama bank adalah menghimpun dana, yang pada umumnya berbunga (interest bearing) dan menanamkan dalam bentuk aktiva yang produktif.
Dalam pengakuan pendapatan dan beban terdapat juga kenungkinan perbedaan waktu antara diterimanya pendapatan dan terjadinya beban atasa penggunaan sumber daya untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Karena itu matching antara pendapatan dan beban bank tidak mudah dilakukan sehingga pengauan pendapatan perlu diperhatikan karakteristik usaha bank tersebut.


AKUNTANSI PENDAPATAN BANK
Pengakuan pendapatan secara akrual mengakibatkan pertambahan pendapatan bank pada saat jatuh waktu bunga. Sedangkan pengakuan pendapatan secara cash basis menyebabkan bertambahnya rekening administratif tunggakan bunga pada saat jatuh tempo pembayaran bunga dan pendapatan akan bertambah saat uang nemar-benar telah diterima bank dari nasabah non performing.
Secara skematis kedua pengakuan pendapatan dapat dijabarkan sebagai berikut :






Pendapatan bunga debitur
Pendapatan bunga aktiva produktif non performing tidak diakui sebagai pendapatan periode berjalan saat dinyatakan non performing, dan akan dicatat dalam rekening administratif karenma merupakan peristiwa kontijensi.
Yang perlu diperhatikan adalah dalam pelunasannya yaitu pelunasan tunggakan bunga lebih dulu diperlakukan sebagai pelunasan tunggakan bunga dan sisanya kalau ada sebagai pelunasan tunggakan pokoknya.



Contoh :

Pendapatan bunga debitur performing selama bulan Juli dihitung sebesar Rp. 100 juta sedangkan debitur non performing sebesar Rp. 23 Juta dibukukan sbb :

Accrual Basis
D : Bunga debitur yang masih harus diterima ….. Rp. 100.000.000
K : Pendapatan bunga debitur …………………… Rp. 100.000.000

Saat menerima hasil bunga jurnalnya :
D : Kas ……………………………………………… Rp. 100.000.000
K : Bunga debitur yang masih harus diterima ….. Rp. 100.000.000

Cash Basis
D : Rekening Adm. Rupiah Tunggakan bunga …. Rp. 23.000.000

Saat menerima hasil bunga jurnalnya :
D : Kas ……………………………………………… Rp. 23.000.000
K : Bunga debitur yang masih harus diterima ….. Rp. 23.000.000


Komisi dan Provisi

Sesuai PSAK no. 31 revisi 2000, pendapatan provisi dan komisi diakui selama jangka waktu kredit atau komitmen kredit tersebut. Jika komitmen kredit diselesaikan sebelum jangka waktunya, maka sisa pendapatan diakui sat penyelesaian komitmen kredit.
Provisi kredit merupakan sumber pendapatan bank yang akan diterima dan diakui sebagai pendapatan saat kredit disetujui bank, biasanya langsung dibayarkan nasabah ybs.
Komisi merupakan beban yang diperhitungkan kepada nasabah yang menggunakan jasa bank, dan biasanya dibukukan langsung sebagai pendapatan saat bank menjual jasanya.
Pengakuan pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan dengan kredit dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka dan diamortisasi secara sistimatis selama jangka waktu komitmen kredit.

Contoh :
Bank Omega menyetujui kredit PT Rizkei Rp. 200 juta dengan jangka waktu 5 tahun. Provisi kredit ditetapkan sebesar 0,6% dari pagu kredit. Saat transaksi jurnalnya :

D : Kas ……………………………………………… Rp. 1.200.000
K : Provisi kredit diterima dimuka ……………….. Rp. 1.200.000

Provisi ini dialokasikan setiap bulan selama 5 tahun mendatang, dengan perhitungan :
Alokasi bulan 1 : 1/60 x Rp. 1.200.000 = Rp. 20.000

Jurnalnya :
D : Provisi kredit diterima dimuka ……………….. Rp. 20.000
D : Pendapatan Provisi Kredit ……………………. Rp. 20.000
Pendapatan Transaksi Valas

Pendapatan laba rugi yang timbul atas transaksi valas biasanya adalah selisih kurs. Dan dimasukkan kedalam rekening pendapatan dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba rugi periode berjalan.
Karena itu transaksi valas dalam operasional bank dalam sehari, pada akhir hari dilakukan mark to market berdasarkan nilai wajar. Mark to market adalah cara perhitungan penentuan untung rugi open position (posisi terbuka) yang didasarkan atas nilai wajar setiap akhir hari secara konsisten. Sedangkan open position (posisi terbuka) adalah kondisi sumber dan penempatan dana valas yang tidak seimbang/sebanding.

Jurnalnya sbb. :

Jika transaksi menguntungkan bank :
D : Tagihan derivatif – Unreal transaksi Spot Rp. …………….
K : Keuntungan / Kerugian transaksi Spot Rp. …………….
Jika transaksi merugikan bank :
D : Keuntungan / Kerugian transaksi Spot Rp. …………….
K : Kewajiban derivatif – Unreal transaksi Spot Rp. …………….


BEBAN BANK
Biaya yang terdapat dalam laporan Laba rugi bank terdiri dari biaya operasional seperti biaya bunga, biaya komisi,biaya overhead dan biaya non-operasional. Biaya-biaya ini merupakan bebanpeiode berjalan.
Biaya diakui secara accrual basis, selalu diakui dan dibebankan kedalam perhitungan laba-rugi pada saat jatuh waktu tanpa terlebih dahulu menunggu pembayaran. Pembayaran biaya dimuka harus dialokasikan kedalam rekening biaya secara proporsional.

BIAYA BUNGA
Jenis biaya yang paling besar porsinya terhadap biaya bank keseluruhan adalah biaya bunga. Biaya bunga terdiri dari biaya bunga dana yang dimiliki oleh bank. Biaya ini harus diantisipasikan oleh bank pada penutupan tahun buku atau pada tanggal laporan.
Biaya bunga pada dasarnya diakui secara accrual basis, kecuali pendapatan bunga dari aktiva produktif non-performing.


BIAYA VALUTA ASING
Biaya dalam transaksi valuta asing lazimnya muncul dari selisih kurs yang merugi. Dalam hal munculnya kerugian selisih kurs baik dari transaksi spot, forward, maupun swap akan dibebankan kedalam laporan laba-rugi.
Khusus untuk transaksi forward, kerugian selisih kurs antara tanggal penutupan kontrak dan tanggalrealisasi akan diamortisasikan selama jangka waktu kontrak tersebut. Perbedaan kurs antara tanggal neraca dan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi valuta berjangka akan diakui sebagai biaya periode berjalan dalam transaksi.



BIAYA OVERHEAD
Dalam operasi bank sehari-harinya diperlukan biaya untuk mengolah transaksi. Biaya atau beban ini berhubungan langsung dengan periode terjadinya, oleh sebab itu harus dicatat dan diakui sebagai beban periode berjalan. Biaya yang dikeluarkan oleh bank ini tidak memiliki manfaat untuk masa-masa mendatang.

Biaya overhead yang terjadi di bank mempunyai beberapa ciri sebagai berikut :
tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan jasa dihasilkan, karena biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank.
Menjadi beban atau biaya pada periode terjadinya. Tidak ada biaya overhead untuk beberapa periode.
Biaya overhead yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang.

Ada berbagai jenis biaya overhead yang harus terjadi dan diakui dalam laporan laba-rugi bank. Jenis-jenis biaya tersebut antara lain biaya-biaya yang berkaitan dengan pegawai seperti gaji, tunjangan-tunjangan, biaya penyusutan dari aktiva tetap, biaya operasional kantor yang bukan biaya pegawai atau penyusutan, dan jenis biaya-biaya lain yang dikeluarkan atau berkaitan dengan periode pelaporan keuangan.

Biaya Pegawai
Contoh :

Bank Omega cabang Jakarta membayar gaji pegawai sebesar Rp. 200 juta untuk periode bulan Desember 19XX, dan membayar tunjangan kesehatan Rp. 50 juta secara tunai. Ayat jurnalnya sbb. :

D : Gaji pegawai ………………………………………………. Rp. 200.000.000
D : Tunjangan Kesehatan ……………………………………. Rp. 50.000.000
K : Kas ………………………………………………………….. Rp. 250.000.000




Biaya Kegiatan Kantor

Contoh :

Bank Omega Cabang Jakarta mengeluarkan biaya pengurusan tamu sebesar Rp. 20 juta selama bulan Desember 19XX, biaya listrik dan air sebesar Rp. 45 juta, biaya riset untuk kegiatan marketing periode berjalan Rp. 43 juta, biaya alat tulis kantor Rp. 23 juta. Semua dibayarkan secara tunai.

D : Biaya Entertainment ……………………………………… Rp. 20.000.000
D : Biaya listrik dan air ……………………………………….. Rp. 45.000.000
D : Biaya riset …………………………………………………. Rp. 43.000.000
D : Biaya alat tulis kantor ……………………………………. Rp. 23.000.000
K : Kas ................................................................................ Rp. 131.000.000

Khusus untuk biaya riset dapat ditangguhkan dan dialokasikan secara berkala apabila manfaatnya dirasakan lebih dari satu tahun.


Biaya Penyusutan
Penyusutan merupakan alokasi biaya yang dibebankan kedalam laporan laba-rugi menurut kriteria atau berdasarkan waktu dengan beberapa pilihan atau metode penyusutan sebagai berikut :

Metode garis lurus, dimana besarnya penyusutan dilakukan dengan jumlah yang sama setiap periode.
Metode pembebanan yang menurun, yang terdiri dari :
Metode Sum of the year digits method, dimana besarnya penyusutan akan menurun setiap periodenya dibanding dengan periode sebelumnya.
Metode Declining balance Method, dimana besarnya penyusutan akan semakin kecil setiap periodenya dan tarip yang dipergunakan adalah dua kali tarip semula.

Untuk aktiva tetap tak berwujud umumnya diamortisasikan berdasarkan metode garis lurus dan penyusutannya langsung mengkredit rekening aktiva yang bersangkutan.


BIAYA NON-OPERASIONAL
Biaya non operasional adalah biaya-biaya yang terjadi atau dikeluarkan tidak berkaitan dengan kegiatan utama bank. Kerugian dari penjualan aktiva tetap merupakan salah satu contoh dari biaya non-operasional.

Contoh :

Bank Omega cabang jakarta menjual inventaris kantor secara lelang karena sudah habis umur ekonomisnya dengan harga Rp. 400.000 secara tunai dimana harga perolehannya sebesar Rp. 3.000.000 dan telah habis disusutkan. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut :

D : Kas ……………………………………………………........ Rp. 400.000
D : Akumulasi penyusutan – Inventaris Kantor …………… Rp. 3.000.000
K : Inventaris kantor …………………………………………. Rp. 3.000.000
K : Keuntungan Dari Penjualan Aktiva Tetap ..................... Rp. 400.000


POS LUAR BIASA
Biaya atau kerugian yang timbul digolongkan debagai pos luar biasa harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-hari dan ditunjukkan secara terpisah dalam perhitungan laba-rugi disertai pengungkapan atas sifat dan jumlahnya.
Biaya luar biasa kejadiannya tidak normal atau tidak berhubungan dengan kegiatan perusahaan sehari-hari serta tidak sering terjadi atau tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.

Peristiwa seperti gempa bumi dan apabila merugikan bank dapat digolongkan sebagai kerugian atau pos luar biasa. Tetapi apabila disatu negara, seperti Jepang misanya, peristiwa ini sangat sering terjadi. Dengan demikian kerugian akibat peristiwa ini tidak bisa digolongkan sebagai peristiwa luar biasa.


KOREKSI MASA LALU

Koreksi masa lalu yang berkaitan dengan unsur laba-rugi dapat dilakukan apabila telah terjadi kesalahan dalam penghitungan atau kesalahan penerapan prinsip akuntansi yang tidak tepat waktu atau tidak dapat diterima kelalaian mencatat suau transaksi atau kejadian yang telah terjadi, dan kesalahan matematis.Koreksi yang dilakukan terhadap laba-rugi periode lalu harus tetap diungkapkan.


PAJAK PENGHASILAN

Pos biaya paling akhir dalam tubuh laporan laba-rugi adalah pajak penghasilan dihitung berdasarkan laba menurut akuntansi atau laba kena pajak (taxable income) untuk diperhitungkan dengan tarip pajak penghasilan.
Dalam hal pajak penghasilan dihitung menurut laba akuntansi, selisih perhitungan tersebut dengan hutang pajak (yang dihitung menurut laba kena pajak), yang disebabkan perbedaan waktu (timing difference) pengakuan pendapatan dan beban untuk tujuan akuntansu dengan tujuan pajak, ditampung dalam pos “Pajak Penghasilan“ yang ditangguhkan dan dialokasikan pada beban pajak penghasilan tahun-tahun mendatang.

Share:

No comments:

Post a Comment

Keep Traveling

Total Pageviews

Popular

Blog Archive

Recent Posts