CHAPTER 09
Hyphotesis Testing
Hipotesis merupakan sebuah
pernyataan dugaan terhadap suatu parameter populasi. Penyataan ini bersifat
dugaan sehingga diperlukan data-data untuk membuktikan kebenarannya. Sebagai
contoh dalam proses persidangan, seorang tersangka didakwa bersalah, namun
dibebaskan dari tuntutan hukum. Kesimpulannya, sidang tidak membuktikan bahwa
individu tersebut bersalah, hanya saja tidak ada cukup bukti untuk membuktikan
tersangka tidak bersalah. Begitu juga hipotesis tidak mungkin dibuktikan dengan
mengamati seluruh data populasi. Alternatifnya adalah dengan mengambil sampel
dari populasi.
.
Pengujian hipotesis (Hypothesis Testing)
Merupakan prosedur untuk menetapkan kebenaran dugaan
berdasarkan sample dan teori probabilitas. Proses pengujian hipotesis terdiri
atas 5 tahap:
1.
Menyatakan Hipotesis Kosong (Null
Hypothesis) dan Hipotesis Alternatif (Alternate Hypothesis)
Hipotesis Kosong (H0)
merupakan pernyataan dugaan mengenai parameter populasi yang akan diuji
kebenarannya. H0 diuji lewat data sampel
yang membuktikan bila pernyataan tersebut salah atau tidak. Jika salah
maka, H0 dianggap ditolak, jika
tidak salah, maka H0 dianggap gagal ditolak.
H0 berupa
dugaan dan tidak menunjukkan nilai yang sesungguhnya. Sehingga, jika H0 gagal
ditolak, bukan berarti H0 tersebut
benar. Untuk membuktikan jika H0 benar,
harus dilakukan survei dan tes terhadap seluruh objek populasi, di mana hal ini
tidak feasibel. Proses ini bisa dianalogikan seperti proses persidangan di
atas.
Hipotesa Alternatif (H1)
merupakan pernyataan yang diterima dan dianggap benar, jika H0 terbukti
bersalah / ditolak.
2.
Menentukan tingkat signifikansi (Level
of Significance)
Tingkat signifikansi dilambangkan dengan α,
yaitu tingkat probabilitas H0 ditolak di
saat pernyataan tersebut benar. α dapat bernilai 0.01,
0.05, 0.1, dan seterusnya antar 0 dan 1. Penggunaannya serupa pada konsep
rentang interval, semakin besar α, maka semakin ketat dan akurat kendali
terhadap statisik sampel.
Dikarenakan tidak mungkin mengamati tiap objek dalam
populasi, maka ada kemungkinan pengambilan sampel yang salah, yang tidak
mewakili populasi yang sesungguhnya. Sehingga terjadi kesalahan dalam penentuan
hipotesis. Kesalahan Pengujian Tipe I (Type I Error), dilambangkan
dengan α. Kesalahan Tipe I ini sama dengan Tingkat
Signifikansi, yaitu tingkat kesalahan H0 ditolak
di saat H0 seharusnya diterima. Sebaliknya,
Kesalahan Pengujian Tipe II (Type II Error), dilambangkan dengan β adalah
tingkat kesalahan H0 tidak ditolak di
saat H0 tersebut salah.
3.
Menentukan metode pengujian
hipotesis.
Pengujian dilakukan dengan mencari nilai Z / t dari
statistik sampel yang didapat. Untuk σ diketahui, pengujian menggunakan
distribusi Z. Untuk σ tidak diketahui,
pengujian menggunakan distirbusi t.
Persamaan yang digunakan adalah:
Pengujian hipotesis dapat dilakukan juga terhadap
parameter populasi berupa proporsi, dengan syarat asumsi distribusi binomial
terpenuhi. Persamaan untuk pengujian berupa proporsi adalah:
4.
Merumuskan syarat pengambilan
keputusan
5.
Mengambil keputusan
.
Pengujian dengan ujung tunggal dan ujung ganda (One-Tailed
and Two-Tailed Test of Significance)
Pengujian dengan ujung tunggal digunakan, saat menguji
hipotesis, dengan statistik sampel yang akan diuji lebih besar atau lebih kecil
dari nilai dugaan. Pengujian ini memiliki daerah penolakan satu ujung, antara
ujung kiri atau kanan. H0 dituliskan dengan simbol ≤ atau ≥.
Sementara pengujian dengan ujung ganda digunakan, saat
menguji hipotesis, dengan statistik sampel yang akan diuji setara dengan satu
titik / nilai dugaan. Pengujian ini memiliki derah penolakan dua ujung, baik
ujung kiri dan kanan. H0dituliskan dengan simbol =. Pada pengujian
ujung ganda, tingkat signifikansi terbagi dua, setengah untuk masing-masing
ujung.
.
Alternatif lain dalam pengujian hipotesis
Pendekatan pengujian hipotesis serupa dengan
pendekatan rentang keyakinan. Pada pengujian hipotesis, nilai statistik diubah
menjadi nilai Z. Kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan
nilai kritis (menurut tingkat signifikansi yang digunakan). Sementara pada
pendekatan rentang keyakinan, rentang nilai ditentukan terlebih dahulu untuk
tiap nilai kritis. Setelah itu ditentukan apakah nilai statistik tercakup dalam
rentang nilai tersebut atau tidak.
Pendekatan lain untuk menguji hipotesis adalah dengan
menghitung p-value. p-value merupakan
probabilitas memperoleh nilai sampel lebih besar atau sama dengan nilai
diamati. Pengujian dilakukan dengan membandingkan p-value dengan
tingkat signifikansi. Jika p-valuelebih kecil, maka H0 ditolak.
p-value memberikan
gambaran seberapa kuat keputusan yang telah diambil. Semakin kecil p-value mengindikasi
kemungkinan H0 untuk benar semakin kecil.
No comments:
Post a Comment