ANALISIS PERUSAHAAN DAN ANALISIS TEKNIKAL
Bagian A
Analisis perusahaan
A.
Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang
menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan
dengan perusahaan/ badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah
data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data
faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan
pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi, dan sejenisnya. Dengan
mempertimbangkan data-data seperti tersebut diatas, analisis fundamental
menghasilkan berupa analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah
perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak. Jika nilainya mahal atau
overvalued, saham tersebut dianggap nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis
fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku di pasar. Dengan kata lain
harganya sudah terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika
memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham itu layak
untuk dibeli dengan alasan harganya murah.
Analisis fundamental adalah metode analisis yang
didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik
beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian pakar
berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan
dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang
Analisa fundamental pada dasarnya fokus pada analisa
kondisi makro, kondisi industri dan kondisi fundamental perusahaan.
- Analisa Makro
adalah analisa terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang berlaku maupun
kondisi perekonomian secara makro. Hal-hal yang dianalisa antara lain
pendapatan perkapita (GDP), money supply, tingkat inflasi, tingkat suku
bunga dan kondisi geopolitik.
- Analisa
Industrial adalah analisa untuk mengetahui kondisi dari suatu industri
apakah berada pada tahap awal, pertumbuhan, maturity atau decline
(penurunan) dan bagaimana dampaknya bagi keuntungan perusahaan. Analisa
industri dilakukan melalui dua tahap pendekatan :
- Industrial Life
Cycle Model terdiri dari tahap pertumbuhan, ekpansi, maturity dan decline
(penurunan).
- Profit
Life Cycle Model terdiri dari perumbuhan pendapatan, profit margin
negative (ekpansi), profit margin dan total earning meningkat (maturity)
terakhir penjualan dan profit margin cenderung datar sehingga earning
menurun (decline).
- Analisa
Fundamental, Perusahaan (mikro) adalah analisa untuk mengetahui kondisi
perusahaan secara keseluruhan, baik analisis produk perusahaan dan
pemasarannya, analisis pertumbuhan earning dan kinerja manajemen.
Anilisis
Fundamental perusahaan
Secara umum, analisis fundamental ini melibatkan
banyak sekali variabel data yang harus dianalisa, dimana beberapa di antara
variabel tersebut yang cukup penting untuk diperhatikan yaitu :
§ Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)
§ Rasio laba terhadap saham yang beredar ( earning per
share-EPS)
§ Rasio pertumbuhan EPS
§ Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price
earning ratio)
§ Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (
price earning growth ratio)
§ Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio)
§ Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value)
§ Rasio hutang perseroan ( debt ratio)
§ Margin pendapatan bersih (net profit margin)
B.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari
proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus
kas atau laporan arus dana
- Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran
posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang
berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan
dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan
laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca
1.
Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keangan.
Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan (bahasa
Inggris: financial reporting) dan laporan keuangan (bahasa Inggris:financial
reports). Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan
penyediaan dan peyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain
lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari
pemerintah atau pasar modal,organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan
yang berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi berterima umum atau generally
accepted accounting principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu
medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula
antara statemen (bahasa Inggris: statement) dan laporan (bahasa Inggris:
report)
2.
Pemakai Laporan Keuangan.
Pemakai laporan keuangan diantaranya yaitu: Investor,
Karyawan, Pemberi Pinjaman, Pemasok dan Kreditor usaha lainnya, Pelanggan,
Pemerintah, Masyarakat
C.
Analisis Keuntugan Perusahaan
1. ROA
(Retun On Asset)
ROA atau sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia
sebagai Rentabilitas Ekonomi mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
pada masa lalu. Analisis ini kemudian bisa diproyeksikan kemasa depan untuk
melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang.
Perhitungan
ROA
-
Analisa ROA
Mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan
dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Biaya-biaya pendanaan yang dimaksud
adalah bunga yang merupakan biaya pendanaan dengan hutang. Dividen yang
merupakan biaya pendanaan dengan saham dalam analisa ROA bisa siinterpretasikan
sebagai hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan (strategi) dan pengaruh
dari faktor-faktor lingkugan (environmental factors). Analisa difokuskan pada
profitabilitas aset dengan demikian tidak memperhitungkan cara-ara untuk
mendanai aset tersebut.
-
Formula ROA
ROA=
Laba Bersih + Bunga
Total Aset Rata-rata
Karena bunga tidak masuk dalam analisa ROA, maka bunga
ditambahkan kembali ke laba bersih. Apabila ingin tepat lagi, maka sebenarnya
ada penghematan pajak yang muncul dari penggunaan bunga, karena bunga bisa
dipakai sebagai pengurangan pajak. Dengan demikian setelah penyesuaian pajak
formula ROA dihitung sebagai berikut:
ROA
= Laba Bersih + Bunga (1- tingkat pajak)
Total Aset Rata-rata
Laba bersih perusahaan kadang-kadang dipengaruhi dua item
luar biasa yang tidak selalu muncul dalam kegiatan bisnis normal: 1) laba
karena perubahan prinsip akuntansi. 2) biaya restrukturisasi.
-
Komponen-komponen ROA
ROA
bisa dipecah lagi dalam dua komponen yaitu:
- Profit Marginal: menggambarkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari tingkat penjualan tertentu.
Profit margin bisa diinterpretasikan sebagai tigkat efesiensi perusahaan,
yakni sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya yang ada di
perusahaan.
Profit
Margin = Laba Bersih + Bunga (1- tingkat pajak)
Penjualan
2. Perputaran Total Aktiva (asset): perputaran total
aktiva (aset) mencerminkan kemampuan perusahaan, perusahaan menghasilkan
penjualan dari total investasi tertentu. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai
kemampuan perusahaan mengelola asset berdasarkan tingkat penjualan tertentu.
Rasio ini mengukur aktivitas penggunaan aktiva perusahaan.
Perputran total aset =
Penjualan
Total aset rata-rata
Jadi
Formula ROA adalah:
ROA = Laba Bersih +
Bunga (1- tingkat pajak) X
Penjualan
Penjualan
Total aset rata-rata
2. ROE
(Retun On Equity)
ROE mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba berdasarkan aset yang dimilikinya. Dalam bahasa Indonesia sering
diterjemahkan sebagai rentabilitas moda sendiri. Investor yang akan membeli
saham akan terarik dengan ukuran profitabilitas ini. Atau bagian dari total profitabilitas
yang bisa dialokasikan ke pemegang saham. Laba yang diperoleh perusahaan
pertama dipakai untuk membayar bunga hutang, kemudian saham preferens, baru
kemudian (kalau ada sisa) diberikan ke pemegang saham biasa.
ROE = Laba Bersih – Dividen saham biasa
Rata-rata
saham biasa
3.
Hubungan ROA dengan ROE
ROA memperhitungkan kemampuan perusahaa
menghasilkan suatu laba terlepas dari pendanaan yang dipakai. ROE secara
eksplisit memperhitungkan kemampuan perusahaa menghasilkan suatu laba bagi
pemegang saham biasa, setelah memperhitungkan buga dan dividen saham preferen.
D.
Perkiraan Pendapatan
1.
Rasio laba terhadap saham beredar (EPS)
Rasio adalah digunakan untuk mengukur
suatu tingkat keuntungan dari perusahaan. Nilai ini akan dibandingkan dengan
nilai pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan
pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat
digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu
perusahaan di bursa saham.
EPS= Keuntungan bersih / Jumlah saham beredar
Rasio pertumbuhan EPS diperoleh dengan memperbandingkan
nilai rasio laba terhadap saham beredar (EPS)pada tahun berjalan dengan nilai
EPS pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan
pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat
digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu
perusahaan di bursa saham.
2.
Price Earning Ratio (PER)
a. Pengertian Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Darmaji, 2001:139). Sedangkan
menurut Ang (1997: 24), “Price earning ratio merupakan perbandingan antara
harga pasarsuatu saham dengan earning per share (EPS) dari saham yang
bersangkutan”. Price earning ratio merupakan hubungan antara pasar saham dengan
earning per share saat ini yang digunakan secara luas oleh investor sebagai
panduan umum untuk mengukur nilai saham (Garrison, 1998:788). Price earning
ratio yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan
harga saham premium untuk perusahaan.
Berdasarkan pendapat diatas pengertian price earning ratio
yang dimaksud adalah rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar
saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham.
b.
Kegunaan dan Manfaat dari Price Earning Ratio
Kegunaan price earning ratio adalah untuk
melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh
earning per share nya. price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar
saham biasa dengan earning per share. Makin besar price earning ratio suatu
saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih
per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang (Prastowo,
2002:96).
Perusahaan dengan peluang tingkat
pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, dan
hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa
mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah
cenderung mempunyai price earning ratio yang rendah pula. Semakin rendah price
earning ratio suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk
diinvestasikan. price earning ratio menjadi rendah nilainya bisa karena harga
saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan.
Jadi semakin kecil nilai price earning ratio maka semakin murah saham tersebut
untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan
laba bagi perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi
banyak investor untuk membeli saham tersebut. Rumus yang digunakan untuk
mengukur price earning ratio adalah sebagai berikut (Arifin, 2002: 87):
PER =
Harga Saham
Earning Per share
Bagian
B
Analisis
Teknis
Analisis teknikal adalah alat
trading yang digunakan untuk mengevaluasi sekuritas dan mencoba untuk
meramalkan gerakan masa depan mereka dengan menganalisis statistik yang
dikumpulkan dari kegiatan trading, seperti misalnya pergerakan harga dan
volume. Tidak seperti analisis fundamental yang mencoba untuk mengevaluasi
nilai intrinsik sekuritas, analis teknikal fokus pada chart pergerakan harga
dan berbagai alat-alat analisis untuk mengevaluasi kekuatan atau kelemahan
sekuritas dan meramalkan perubahan harga di masa depan.
Selama bertahun-tahun, banyak indikator teknikal telah dikembangkan oleh analis dalam upaya untuk meramalkan secara akurat pergerakan harga di masa depan. Beberapa indikator difokuskan utamanya untuk mengidentifikasi tren market saat ini, termasuk wilayah support dan resisten, sementara yang lain fokus pada menentukan kekuatan sebuah tren dan kemungkinan kelanjutannya. Indikator teknikal yang umum digunakan termasuk garis tren, rata-rata bergerak dan indikator momentum seperti indikator pergerakan rata-rata konvergen divergen (MACD).
Selama bertahun-tahun, banyak indikator teknikal telah dikembangkan oleh analis dalam upaya untuk meramalkan secara akurat pergerakan harga di masa depan. Beberapa indikator difokuskan utamanya untuk mengidentifikasi tren market saat ini, termasuk wilayah support dan resisten, sementara yang lain fokus pada menentukan kekuatan sebuah tren dan kemungkinan kelanjutannya. Indikator teknikal yang umum digunakan termasuk garis tren, rata-rata bergerak dan indikator momentum seperti indikator pergerakan rata-rata konvergen divergen (MACD).
No comments:
Post a Comment